Nature/hot-posts

Takdir Angel

Hanya beberapa penumpang lagi malam ini. Ini adalah bus terakhir. Setelah Nathan palace terus Hertz building. "Mana hujan lagi!" gerutuku. Diantara kami tak ada satupun kami kenal.
Beberapa menit kemudian, bus berhenti diSanta wall. Satu wanita masuk. Dia masih berdiri sambil membetulkan payungnya sebelum duduk.Sepertinya dia habis lembur. "Dia pasti kerja didaerah ini juga!"
Dia duduk paling belakang. Sesekali kusempatkan untuk meliriknya. Apalagi ketika melewati Virgin billboard yang lumayan terang. Hampir 30 detik aku dapat melihatnya. Dia tersenyum rendah. Aku balas dengan sebisaku karena gugup dan seperti ketangkap basah saat melihatnya.
"Ya, Tuhan! senyumnya menghangatkan tubuhku!" desir deras dan mengguncangkan dada. Sungguh tak pernah sehebat ini degupnya. "Oh, Tuhan! kenapa aku kikuk begini!" di bus ini dengan nomor yang sama. Sudah beberapa kali aku bisa berkenalan dengan wanita. Tapi tak pernah seperti ini. Beberapa kali aku membetulkan letak kakiku. Aku seperti tak berkali karena gelisah ini.
"Ya Tuhan,... sungguh indah ciptaanmu!" suaraku seperti berbisik. Lembut sekali untuk mengelus doa yang paling dalam. Karena hanya Dialah tempat segalanya. "Tuhan, aku janji. Aku tak akan mencari wanita lagi bila dia untukku!" inilah doa yang pernah terucap dibis ini! Doa saat teraniaya dengan gejolak hati dan dekap jantung dan napas yang tak menentu.
Tapi aku tak dapat bergerak sedikitpun. "Ya Tuhan! please help me! let me move!" kakiku terkunci tak dapat kugerakkan.
Sudah 3 halte telah terlewati. Total halte ke hotelku tinggal 8 halte lagi. Dalam dingin malam diBus itu. Keringatku tak berhenti, sesekali kuseka dikumisku yang penuh dengan keringat.
"Ampun Tuhan!.. jadikan dia sebagai cintaku!"
Sesekali pandangan kami bertemu. Dan seperti kedua mata kami saling bicara. Dan ups! payung dipegangnya jatuh! Dia pun tersipu malu. "Oh God, dia terseyum!"
Dan sekarang Bus itu pun berhenti di Salina. Pintupun terbuka, lalu.. diapun berdiri dari bangkunya dan hendak menuju ke pintu. Dia menatapku sambil terseyum, tangannya seolah melambai kepadaku. Lalu pintu bus tertutup kembali. Seketika itu jua aku dapat berdiri. Secepatnya aku menuju ke kaca belakang. Dengan harapan aku dapat melihatnya hingga detik terakhir. Rupanya dia masih berdiri di Salina halte. Belum beranjak juga. Dia melihat ku! ya dia melihatku. "Tuhan! dia melambaikan tangan" tak kutahan lagi kubalas dengan secepatnya.
Setelah pandangannya menghilang, aku terduduk lemas! "Ya Tuhan! Siapa dia?... "
Sampai dihotel, aku tak dapat tidur. Mataku selalu menatap kosong! yang ada hanya wajahnya samar menatapku. Senyumnya yang lembut!
Keesokannya, tak ada kegiatain lain selain hanya menunggu untuk pulang dan mengambil bus yang sama dan waktu yang sama. Aku pulang jam 5. Padahal bus yang kunaiki kemarin jam 7. Dua jam aku duduk dihalte. Tak Dell dipunggung yang berat itu menjadi santapan yang indah. Ohhhh! 2 jam persis bus itupun datang. Warna putih khas kota ini.

Sepanjang perjalanan aku bernyanyi dengan Ipod sexyku. Lagu lama.."tell laura I need you...
tell laure I love you..." seperti hidup dijaman dulu. Dan ada rindu yang tak tahu apa yang dirindu.
Ketika bus hendak berhenti persis dipemberhentian kemarin. Dadaku berdetak keras! Mataku liar mencari wajahnya. Hanya 30 detik, pintu buspun tertutup! Aku menjerit dalam hati
"Oh NO!" tanganku mengepal dan menghentak ke kursiku
"Oh No!... where are you my honeybunny! why you disappear! you leave me like this!"
Malam ini sesak sekali. Didalam lift hotel, aku berteriak "Stupid!!!! Stupid!!!!!" aku menyesalinya. Kenapa malam kemarin aku tidak dapat melakukan apa-apa. Namanya pun aku tidak tahu! Malam ini pasti akan lebih parah! aku tak akan dapat tidur.
Sungguh aku tak dapat tidur. Pagi ini sangatlah lelah. Beberapa kali aku bersungut kepadaNya. Untuk dipertemukan kembali. Walau hanya tahu namanya.
Ketika pulang kerja seperti biasa jam 5 sore. Perasaanku masih ingin bertemu kembali dengan wanita yang telah membuatku tidak tidur dua hari ini. Ya, biarlah aku tunggu saja hingga jam 7 nanti.

Jam 7 pun datang. Bus pun tiba. Aku lemas masuk ke bus! Aku berharap sekali, tapi aku tak sesemangat kemarin. Baru melangkah naik ke Bus. "Hey you! coming here! I dont know. Someone was gave me this . I think it's for you. I dont know!" kata Bus driver itu sambil menyerahkan sebuah lipatan kertas. "Thanks!" jawabku. Aneh! lalu aku duduk.
Ada dua kertas tanpa amplop. Satu kertas yang isinya..."My Name is Angel..." dan satu kertas lagi dengan tulisan berbeda yang menjelaskan bahwa Angel telah meninggal dunia karena kecelakaan 3 hari yang lalu. Ini adalah pesan terakhirnya, untuk orang menggunakan tas punggung warna hitam.
Aku tersentak dan tertegun pahit. Lemas semua persendianku. "Oh GOD!!!!" suaraku keras memecahkan hening di bus itu. Beberapa penumpang memandangiku! "Sorry!!!" kataku rendah.
Jadi,.. wanita itu namanya Angel? dan,... pertemuan itu 2 hari yang lalu. Tapi!?!?!??!?! lalu?!??!?! Turun dari Bus, aku langsung lari kehotel. Dan secepat kilat menggapin lift dan lari terus menuju kamar hotel. Sepanjang perjalanan aku hanya berdoa "Ampun Tuhanku.. ampun Tuhanku."
Aku tertidur tanpa mengganti pakaian yang melekat seharian. Capek sekali!
Aku terbangun karena telepon. Rupanya teman kantorku menjemputku.
Kuceritakan hal ini kepada temanku. Saat aku ingin menunjukkan kertas itu kepadanya. Tak ada tulisan sedikitpun dikertas itu. Oh! Tak dapat aku jelaskan kepadanya.
Semenjak itu, aku lebih percaya lagi. Bahwa takdir itu adalah sebuah tujuan. Dan tak ada yang dapat memahaminya. Sama seperti kematian yang telah dijanjikanNya. Apakah mungkin wanita itu akan hidup bila aku bisa berkenalan dengannya? Dan menemaniku selamanya? Mungkin itu adalah kesempatannya dari Tuhan. Dan apakah aku telah diberi kesempatan juga untuk takdir yang sama? Yang pasti bila kita tidak berusaha menggapainya untuk takdir bersama. Maka hal itu tak mungkin. Tapi hal yang dimiliki Tuhan adalah, tak ada yang tak mungkin.

0 Comments: