Nature/hot-posts
Showing posts with label Buku. Show all posts

The power of KEPEPET

** Wajib dibaca untuk memulai usaha

LEBIH BAIK KECIL JADI BOS, DARIPADA GEDE JADI KULI.
Itulah pesan orangtua yang selalu terngiang di benak Jaya Setiabudi dan akhirnya mendorong dia untuk sungguh-sungguh menjadi seorang entrepreneur, menjadi bos beberapa perusahaan. Pengalaman jatuh bangun menjadi seorang entrepreneur itulah yang dituangkan dalam buku ini. Dia ingin menjawab apa yang selalu dibutuhkan orang-orang ketika hendak menjadi seorang pengusaha: Bagaimana caranya? Berguru pada siapa? Mulai dari mana? Modalnya gimana? Urusan tempat gimana? Dll.
Modal dan motivasi yang paling awal sekaligus paling dahsyat adalah Anda harus menempatkan diri dalam KONDISI KEPEPET. Anda harus menciptakan kondisi itu karena kondisi itu akan memacu kreativitas Anda untuk mencari jalan keluar.
Dengan bahasa sehari-hari yang sangat ringan, Jaya menuturkan secara jelas dan terbuka apa mengenai apa saja yang kita perlukan untuk mengarahkan diri kita menjadi seorang entrepreneur: mulai dari menciptakan kondisi kepepet, membuat hitung-hitungan bila hendak membuka usaha, bagaimana menjalankan usaha itu agar memberikan penghasilan yang memadai, dan yang penting..... jangan overdosis! Anda harus bisa mengukur kekuatan diri dan bila Anda sudah berkeluarga, semua langkah harus dikomunikasikan kepada keluarga karena apa yang Anda lakukan akan sangat mempengaruhi kehidupan Anda sekeluarga.

Sebuah BUKU [LASKAR PELANGI]

Rekomendasi dari beberapa orang atas novel ini, awalnya tidak terlalu bikin penasaran. Masalahnya masih banyak utang buku yang belum sempat aku bayar dengan membacanya :( ... Lagipula waktu lagi mengadakan kunjungan rutin ke toko buku dekat rumah, buku ini belum menampakkan dirinya di deretan buku2 baru. Tapi waktu tahu kalo novel ini dijadikan topik dalam diskusi buku di Perpustakaan Diknas, aku mulai penasaran. Secara khusus aku nyari buku ini pada kunjungan ke toko buku berikutnya. Dan ketemu juga akhirnya... Walaupun novel ini baru terbit september 2005, tapi tidak diletakkan di tumpukan novel baru. Juga tidak diletakkan di tumpukan novel laris...

Beberapa orang yang memberi rekomendasi mengatakan kalo buku ini adalah Toto Chan ala Indonesia. Toto Chan?... belum baca tuh :P Jadi ya nggak punya bayangan, kayak apa isinya dan nggak bisa membandingkan satu sama lain. Yah.. aku memang tidak selalu membaca semua buku yang ngetop di kalangan pencinta buku. Beberapa orang lain menambahkan kalo buku ini sangat bagus untuk memberikan inspirasi dalam memajukan dunia pendidikan, terutama untuk kalangan bawah.

Tentang Sebuah SD Kampung

Ini adalah novel pertama dari Andrea Hirata Seman. Pertama kali dengar nama "Andrea Hirata", aku pikir ini adalah penulis asal Jepang :D, dan novel ini adalah novel terjemahan. Ternyata bukan. Andrea Hirata berasal dari Belitong. Dan novel ini kabarnya adalah memoar masa kecilnya dan semua pelakunya adalah nyata. Laskar Pelangi adalah teman2 masa kecilnya saat bersekolah di sekolah kampung yang miskin di Belitong. Tapi tidak disebutkan secara eksplisit dalam novel ini oleh Andrea Hirata bahwa ini adalah kisah nyata.

Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga saat2 terakhir pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari pertama. Padahal sekolah reot ini sudah diancam untuk membubarkan diri jika murid barunya kurang dari 10 orang.

Di kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada beban biaya yang harus ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya kesempatan untuk mempekerjakan si anak secara penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup yang semakin berat. :(

Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada Laskar Pelangi, yang di musim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi sore hari dengan bertengger di dahan2 pohon filicium yang ada di depan kelas mereka.


...[LASKAR PELANGI linked]