sendirian ajalah! cuma modal one coffee aja. ama laptop, udah..
keselnya kadang connecsinya kadang ngilang gitu. kesel juga jadinya
tapi dicoba tuk buat tulisan ini. sangking keselnya tuh. padahal niatnya
buat kerja aja. tapi putus, terus diulang lagi. eh putus lagi.
ya udah tinggal sisa battery ini, kutulis ini dech!
hmmmmmm, jarikupun berlomba dengan masa yang tersisa
ya dech!!! menunggu hal yang tidak menyenangkan. tapi kali ini
dengan senang aja kok melakukannya. heheheh
Showing posts with label cerpen. Show all posts
Menunggu
"duduklah! " pinta ibuya
"aku tak bisa duduk disitu!" jawab anak itu
"kau harus duduk! dari tadi kamu berdiri sajakan!"
"biarlah aku tetap berdiri disini!"
"kenapa?"
"karena aku masih menunggu"
"ya, kenapa tidak duduk saja!"
"karena celanaku kotor! aku takut orang yang duduk disini juga akan kotor celananya"
"kan bisa dibersihkan!"
"hmm, aku akan berdiri saja dulu. hingga aku merasa tak akan adalagi yang duduk disini"
"Oh,... tapi"
"ya! aku sekarang sudah duduk kok. tapi telah aku alasi dengan kertas ini"
"hehehe" ibu itu tersenyum
"ya kan!" dengan senyumnya yang lebar
"aku tak bisa duduk disitu!" jawab anak itu
"kau harus duduk! dari tadi kamu berdiri sajakan!"
"biarlah aku tetap berdiri disini!"
"kenapa?"
"karena aku masih menunggu"
"ya, kenapa tidak duduk saja!"
"karena celanaku kotor! aku takut orang yang duduk disini juga akan kotor celananya"
"kan bisa dibersihkan!"
"hmm, aku akan berdiri saja dulu. hingga aku merasa tak akan adalagi yang duduk disini"
"Oh,... tapi"
"ya! aku sekarang sudah duduk kok. tapi telah aku alasi dengan kertas ini"
"hehehe" ibu itu tersenyum
"ya kan!" dengan senyumnya yang lebar
Guwe benci ama diri guwa!!! [belum selesai]
Mereka berdua masih didalam mobil dan diam. Musik pun tak ada terdengar.
"Hm, kayak dikuburan ya?"
"....." dia memalingkan mukanya yang asem itu.
"Napa jadi cemberut gitu! kok jadi asem ya?!"
"Ape kate elo?!!!!" Erin jadi melotot gerah. Pasal parfumnya baru aja habis.
"enggak, bibir guwa jadi asem gini! enggak tahu kenape!" Kelik langsung menenangkannya. Kalo asem sih ada dikit gitu. Tapi kadang jadi aroma biasa. Ah, enggak juga sih. Kadang aja terasa. Mungkin terlalu basah di badan. Nyampe juga jadinya ke hidung. Ah. biasa dech!
"Oh gitu! elo hina guwa nich!"
"busyet! kagak cayang!... enggak tahu kenapa kok jadi asem! mungkin kurang latihan"
"latihan???"
"ya udah enggak usah dibahas!"
Erin agak rada senyum dikit. Demeknya udah agak hilang kali? Erin sih anginan. Katanya orang-orang moody-an gitu! Ala! anginan lah! Tau dech.
"Er, guwe enggak mau lagi ngomong soal ini lagi! Berapa kali sih gw udah ngomong ke elo. Tapi elo kayak sapi bunting,... yang congek, yang... macem-macem deeeeech!" sambil teriak. Dasar cewek cerewet. "Mau enggak sih dengerinnya!" matanya melotot. Pasalnya SiErin udah nutup kuping. Tahu sendiri kan tadi dia yang berteriak!. "Iya aku denger kok!" jawabnya gugup.
"Denger apa?!" berusaha mau cubit paha Erin. "Duh!,.. ampun! ampun ya aku denger semuanya kok Ampun!" sungut Erin.
"Hm, kayak dikuburan ya?"
"....." dia memalingkan mukanya yang asem itu.
"Napa jadi cemberut gitu! kok jadi asem ya?!"
"Ape kate elo?!!!!" Erin jadi melotot gerah. Pasal parfumnya baru aja habis.
"enggak, bibir guwa jadi asem gini! enggak tahu kenape!" Kelik langsung menenangkannya. Kalo asem sih ada dikit gitu. Tapi kadang jadi aroma biasa. Ah, enggak juga sih. Kadang aja terasa. Mungkin terlalu basah di badan. Nyampe juga jadinya ke hidung. Ah. biasa dech!
"Oh gitu! elo hina guwa nich!"
"busyet! kagak cayang!... enggak tahu kenapa kok jadi asem! mungkin kurang latihan"
"latihan???"
"ya udah enggak usah dibahas!"
Erin agak rada senyum dikit. Demeknya udah agak hilang kali? Erin sih anginan. Katanya orang-orang moody-an gitu! Ala! anginan lah! Tau dech.
"Er, guwe enggak mau lagi ngomong soal ini lagi! Berapa kali sih gw udah ngomong ke elo. Tapi elo kayak sapi bunting,... yang congek, yang... macem-macem deeeeech!" sambil teriak. Dasar cewek cerewet. "Mau enggak sih dengerinnya!" matanya melotot. Pasalnya SiErin udah nutup kuping. Tahu sendiri kan tadi dia yang berteriak!. "Iya aku denger kok!" jawabnya gugup.
"Denger apa?!" berusaha mau cubit paha Erin. "Duh!,.. ampun! ampun ya aku denger semuanya kok Ampun!" sungut Erin.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances