Nature/hot-posts

tak begitu

maafkan aku, tak lagi aku memelukmu
maafkan aku, tak lagi merangkulmu
selamanya,.. kuingin kau bahagia
biarlah detik napas semua untuk mu
dan daun membiarmu untuk hidup
karena kemaraupun akan kau lewati
kupercaya, cinta akan menjadi humus
dan menghidupi pohon lain
dengan begitu, hari inipun aku masih mengingatnya
walau mungkin hijaunya daun itu masih seperti dulu
ada ilalang
ada angin kecil bertiup

0 Comments:

Tak Ada Yang Abadi [RCTI]

It's amazing!!! [09/09/09]
Meminta maaf terkadang membuat kita sulit melakukannya. Apalagi memberikan maaf. Apa yang saya lihat di acara ini, Subhanallah!!! luar biasa. Korban orang ini ada yang buta ada juga yang tuli karenanya. Dalam acara ini dia berusaha untuk meminta maaf apa-apa yang telah dilakukannya pada meraka. Subhanallah, mereka memafkannya. Walau memang benar, dengan memaafkan saja tidak bisa menggantikan apa-apa yang telah terjadi. Sangat manusiawi. Ya, itulah kata-kata anak mereka dari orang tua korban. Alhamdulillah, anak-anak mereka juga akhirnya memaafkan dia.
Memang urusan dunia, mungkin kita akan bisa telaah dengan pikiran saja. Tapi kumukzijatan itu sendiri terkadang tidak dapat dicerna dengan akal saja.
Dari lubuk hati, mereka sungguh luar biasa. Aku sendiri mungkin sulit melakukannya. Tapi dari gambaran ini, insyaAllah aku akan lebih mudah melakukannya. Minta dan memberi maaf. Pengadilan dunia tidak pernah bisa menuntaskannya. Allah maha melihat, maha mendengar, maha adil dan maha penyayang. Dan kitapun akan menghadapi pengadilanNya.
Suatu saat Rasulullah saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya:
Nabi saw bersabda : “Mahukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang menzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu.” (HR. Baihaqi)
“Dan jika kamu memberi maaf, maka itu lebih dekat kepada takwa.”
(Surah al-Baqarah, ayat 237)

0 Comments:

kekasihku

kau telah belah dada ini
hingga hatipun mati
tak ada perasaan lagi
cinta yang lain itu telah kubunuh

perasaan ini hanya padamu
getar degup ini milikmu
hanya hanya kau yang miliki
segalanya untukmu
hidup dan matiku bersamamu
aku sungguh mencintamu

biarkan aku jadi hambamu
mengabdi selama hidupku
aku tak bisa hidup tanpamu
curahan hati napas paruku
dan darah kehidupanku


0 Comments:

Buang OBAT

Hari minggu, hujan. Jadi males untuk keluar. Yang ada mau apa ya? Koran pagi udah kulumat. Apalagi? Ah, sebentar main internet. Terus,... apa lagi ya?! Bosan! Kuperhatikan meja tempatku kerja. Emang ruwet. Kayak pasar rakyat. Mau apa lagi, emang buku-buka banyak. Tempat kecil. Trus segala barang2 kecil juga nimbrung. Padahal sudah ada laci kecil. Tapi enggak solve it juga.
Hm, salah satunya adalah obat-obatan. Yang seharusnya harus dihabiskan pada waktu sakit. Aku sih kadang bandel untuk menghabisinya. Apalagi yang namanya amoxcilin, atau obat-obat flu dan vitamin. Tidak tuntas dimakan. Kalo sudah agak baikan, aku tinggalin dech obat itu.
Paling aku ubah sedikit pola sebelumnya. Kubanyakin tidur, kuseringin minum jus buah. Ya, gitu aja. Tapi kalo sudah parah, terpaksa dech langsung semprot. Biar legah dadaku.
Hm, jadi pungutin dech semua obat. Yang sudah kadaluarsa, atau yang sudah tidak kuingat lagi untuk apa obat ini. Pas waktu aku cari diinternet. Ya ampun, indikasinya aneh-aneh. Dan efek sampingnya juga enggak kalah mengerikan. Oh my Allah! Apa iya ya! obat ini untukku. Ah, sudahlah semua diaturNya.
Ternyata lumayan juga ne obat. Ah, buang ajalah! Toh, kalo sakit kan dapet yang baru. Sudahlah! Tapi kalo dibuang begitu aja. Takut digunakan / dipakai oleh orang yang enggak bener. Gimana kalo dijual lagi?! Ow ow ow ow!!!! Enggak boleh dong langsung dibuang gitu aja. Yang aku lakukan adalah menggunting-gunting semua obat. Biar tidak bisa dipergunakan lagi.
Mabok juga baunya. Cepat-cepat kubuang!

0 Comments:

Balita 3 Tahun Ketinggalan di Halte Busway

Ari Saputra - detikNews
Jakarta
- Balita usia 3 tahun tertinggal di halte busway. Bocah itu ditemukan salah satu penumpang yang melihatnya bengong di sudut halte dan sempat menangis. Bocah tersebut ketinggalan orangtuanya saat memasuki bus TransJakarta.

"Saya mau menumpang bus, ada anak kecil. Kayak kehilangan ibunya saat masuk busway," kata salah satu saksi, Suparni (36) di Halte Busway Kebon Pala, Jakarta Timur, Minggu (6/9/2009).

Lalu, saksi melaporkan berita kehilangan anak ini ke Polres Jakarta Timur. Ciri-ciri anak itu berkaos merah dengan garis hitam, bercelana jins dan menggunakan sandal jepit bergambar "Spiderman".

"Yang merasa kehilangan bisa ke sini atau di telepon Polres 021-8191478," ucap salah satu petugas jaga Polres Jakarta Timur.

(Ari/iy)




0 Comments:

UnHide

0 Comments:

Rajutan yang hilang

biarkan aku beteriak
memerdekakan diri
membiaskan prahara yang mengapitku
biarkan tak ada yang mendengarku

aku memang tersudut pada pilihanku
biarkan kapas digenggamanku kulepas
terbang dikipas angin
tinggi,.. dan entah kemana harapan itu
melayang....
melayang....

seperti rajutan yang kehabisan benang
berhenti tanpa ada bentuk tanda tak jadi
benang itu tak ada lagi......
tapi rajutan itu terus digerakkan
tanpa benang
tanpa benang


0 Comments:

Cak Munir, sebuah inspirasi


Photo of K.o.n.t.r.a.S MUNIR

MUNIR, seorang yang badan kecil tapi mempunyai jiwa keberanian raksasa. Tak bisa digambarkan betapa besar keberaniannya. Munir sirambut kuning. Munir, menjadi trigger bagi ibu-ibu/orang tua yang kehilangan anaknya. Menjadi berani mengungkapkan kebenaran. Yang dirampas oleh kekuasaan, yang dihilangkan oleh orang yang bersenjata, dan diinjak-injak oleh sepatu penghina hukum di negara ini. Dan HAMpun diabaikan.
Apa yang dibelanya sama dengan akhir dari kehidupannya. Dihilangkan nyawanya secara paksa. Dibunuh! Seharusnya negara ini bangga mempunyai orang cerdas seperti Munir. Bukan untuk dilenyapkan! Mengapa dia harus dihilangkan di Negara tercinta ini.
Dia adalah obor bagi kontras. Bagi orang-orang yang menghargai HAM. Untuk negara ini, untuk bumi yang bulat ini. Yang terus menyala. Dan mengobarkan semangat kepada Munir Munir baru.




0 Comments:

Gempa - Cianjur

Seorang bapak kehilangan 11 anggota keluarganya. Termasuk istri dan ketiga anaknya. Anak ketiga yang masih berumur 3 minggu belum sempat dilhatnya. Hanya mendenger suara anaknya melalui HP. Saat terjadi bencana, dia berada diJakarta. Ia sangat trauma untuk melihat lokasi kejadian.

0 Comments:

Kenyataan itulah

dan kenyataan itu
seperti ribuan tulisan yang berulang ulang
diatas pasir...
ditepi pantai...
tak pernah bosan
tak pernah bosan
kutulis....
"kau yang tak tergantikan...."

semoga aku bisa melupakannmu
untuk sebuah harapan
untuk sebuah keinginan


0 Comments:

Gempa 7,3 SR

roboh-karena-gempa-luar.jpg

0 Comments:

Akibat Gempa, 60 Jiwa di Cianjur Tertimbun

By Republika Newsroom
Rabu, 02 September 2009 pukul 17:41:00

CIANJUR--Gempa berkekuatan 7,3 pada skala richter yang berpusat di Tasikmalaya, Jabar menelan korban jiwa. Sekitar 60 warga di Desa Pamoyaman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur tertimbun longsor beberapa saat setelah gempa.

Berdasarkan laporan yang diterima Republika, dari 60 warga yang tertimbun longsor itu baru enam orang yang berhasil dievakuasi. Dari enam korban itu, lima di antaranya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dan satu orang lainnya dalam keadaan kritis. Kelima korban itu, yakni Wahidin, Iman, Erwan, Kana, dan Empur. Sementara identitas korban kritis belum bisa diketahui.

''Hingga saat ini belum ada satu pun anggota dari tim SAR (search and rescue) yang datang ke lokasi kejadian,'' ujar Sulaeman, kepala desa Pamoyaman, kepada Republika, Selasa (2/9).

Padahal, katanya, lokasi permukiman yang tertimbun longsor itu dihuni oleh 12 kepala keluarga yang seluruhnya mencapai 60 jiwa. Dia mendesak kepada pihak terkait untuk bertindak lebih cepat mengatasi terjadinya bencana. Saat ini mereka masih melakukan evakuasi korban dan mengumpullkan para jasad korban bencana longsor itu di Desa Pamoyanan yang berbatasan langsung dengan Desa Cikangkareng. rig/man/rif.



Sebelum Gempa, Hewan di Taman Safari Histeris

By Republika Newsroom

BOGOR--Namanya hewan, memiliki insting yang cukup tinggi. Demikian pula sesaat sebelum terjadinya gempa yang berpusat di Tasikmalaya, Jabar, hewan-hewan penghuni Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (2/9) menunjukkan sikap aneh bahkan histeris.

Menurut Humas TSI, Yulius, sekitar 10 menit sebelum terjadi gempa, dirinya mendapat informasi jika hewan-hewan di kawasan TSI gelisah. Bahkan 40 ekor gajah bersikap histeris seraya mengeluarkan lengkingan suaranya yang khas seperti terompet. ''Suaranya keras sekali karena mereka menjerit-jerit histeris bersahut-sahutan, mereka peka sekali kalau ada apa-apa,'' ujarnya kepada
Republika, Rabu

Menurut Yulius, kegelisahan gajah itu juga diikuti binatang lainnya, semisal monyet dan burung-burung. ''Bahkan rusa-rusa di sini berlarian,'' ungkapnya.

Pada mulanya, Yulius tak menduga jika kegelisahan itu merupakan pertanda adanya gempa. Belum lagi keadaan di areal TSI tenang, tiba-tiba terjadi guncangan gempa yang cukup besar. ''Kami pun akhirnya berlarian,'' ujarnya seraya menyebutkan total hewan penghuni TSI mencapai 2500 ekor dari berbagai jenis. man/eye



0 Comments:

cerita dulu "Ramadhan Subuh"

Alhamdulillah, aku sahur juga hari ini. Kemarin aku tidak sahur. Walau begitu alhamdulillah puasa juga kelar. Cuma pas waktu sore, chatting dengannya ngobrol soal makanan. "Suka coklat atau keju?!" tanyanya. Kujawablah "Keju". Heheheh, tambah lapar jadinya. (ah, canda aja kok! ) Aku habis sahur, makan di warung dekat rumah. Lumayan sih kalau jalan kaki. Untung ada motor. Kan, bisa ngebut mengejar waktu. Lumayanlah, dengan menu bervariasi. Maklum warung ini atau rumah makan kaliya? kalau rumah makan tidak seperti rumah makan. Sebenarnya seperti rumah biasa. Hanya cendrung melayani katering dan jaul lauk pauk saja. Lama kelamaan jadi tempat makan juga. Salut dech sama yang punya. Sudah jadi tradisi, selama ramadhan warung ini buka untuk sahur. Self services!
Bensin motorku sudah minim. Sebelum pulang, aku cari bensinlah. Kupikir SPBU disana buka. Rupanya tidak 24jam buka, tutup. Alhasilnya, antara deg degkan dorong plus dinginnya sepanjang perjalanan. Sudah lama tidak seperti ini. Jadi ingat masalalu di Jambi. Kupacu motorku, maksudku biar supply bensinnya rendah. Dan tentunya semakin dingin jadinya.
Dulu waktu diJambi, waktu masih dimess. Habis sahur, keliling dech cari mesjid untuk shalat subuh. Kadang di Sipin, di Kasang atau sampai ke Telanai Pura. Ganti-gantilah.
Paling sering aku sama dengan Mas Zul. Nah, akhirnya kusebut juga namanya. Tapi, aku tidak ingat persis nama lengkapnya. Kalau ada mobil, kami bisa rame-rame. Kadang dengan Wahyu juga. (beberapa tahun dulu aku pernah kontak melalui telepon dikantornya, tapi pernah kuhubungi lagi tapi dia tidak disitu lagi. kemana dia sekarang ya?!)
Kalau cerita subuh,.. aku ingat lagi waktu subuh diperjalanan menuju Bukit Tinggi. Bus yang aku tumpangi berhenti disebuah mesjid. Hari itu agak gerimis. Aku turun dari Bus untuk shalat Subuh. Ampun, airnya dingin sekali. Mengigil rasanya. Tapi karena semua menggunakan wudhu juga menggunakan air itu. Mau apalagi?! Brrrrrr
Aku jadi terharu, melihat orang-orang tempatan yang menuju ke mesjid. Memenuhi paggilan adzan Subuh. Ya Allah, beberapa dari mereka sudah tua dan menggunakan tongkat. Mereka tidak menghiraukan hawa dingin dan rintik hujan, apalagi airnya serasa seperti es. Mungkin saat itu juga masih banyak yang tidur menikmati rintik hujan dan hangatnya selimut ditempat tidur. Duh, mataku jadi sembab.


0 Comments:

ibu muda menjajakan koran

Disetiap pagi bila aku lewat disimpang Baloi, aku selalu melihatnya. Dan selalu menyempatkan membeli koran darinya. Padahal aku sudah berlangganan koran lokal yang lain. Entahlah, selalu ingin saja membelinya. Padahal, beritanya hampir mirip-mirip saja.
Mungkin lebih dua tahun yang lalu aku sudah melihatnya setiap pagi dipertiga jalan itu. Tidak ada dia hanya waktu hujan.
Hanya pagi saja dia disana. Mulai dia hamil muda hingga menggendong bayi yang masih merah. Dia masih muda sekali, mungkin umurnya masih dibawah dua puluhan?! Kadang dia hanya menghalau panas pagi dengan menutup koran dagangannya.
Sekarang anak itu sudah besar. Berjalan mengiring ibunya. Kadang digendong dan tertidur. Terlihat jelas, anak itu kumal. Mudah-mudahan dia selalu dipermudah oleh Allah.

0 Comments:

penyelamatan bank

Bagaimana sebuah BANK yang tidak begitu besar tapi dapat mengucuran dana yang begitu besar? Apakah sedemikian dobroknya keberadaan bank tersebut? Dan alangkah gampangnya pemerintah mengucurkan dana sebesar itu? (akhirnya KPK mengendus, adakah sesuatu yang tidak wajar?) Ini tidak dapat didiamkan. Perlunya transparansi dalam keputusan pengucuran dana yang luar biasa ini. Dan sangatlah wajar bila DPR mempertanyakan soal ini. Apalagi pemerintah mengatakan ada beberapa bank lagi yang mengalami nasib yang sama. Tentu kita akan membelalakkan lagi mata kita. "Oh my GOD!" Ada apa dengan perbankan kita?

0 Comments: