bahagia
ketika hanya syukur yang diucapkan
ketika kuasa tak dapat berbuat apa-apa
ketika kehendakNyalah yang berkehendak
hanya air mata yang berujar
hanya degupan jantung yang kudengar
hanya sepenggal titik dirasa didunia ini
semua ini hanyalah punyaMu
semua ini hanyalah milikMu
semua ini hanyalah kehendakMu
itulah bahagia
itulah kebahagian
itulah yang kumiliku
itulah perkabulanMu
sujudku
menyentuh tanah dari asalku
karena berserahku
aku sadar...
karena aku tak ada berarti apa-apa
kubahagia.... sungguh!
kehendakMu!
aku kecil
berserah
iklaskan aku untuk menerima
aku hina
berserah
pasrah
tunduk
:: ..... bahagia itu adalah membahagian orang lain
idola CILIIK, penuh haru....
Rendy, menyanyi dan meneteskan air matanya. Dan tersedak. Nyanyinya jadi terganggu. Setelah selesai menyanyi. siOki menanyakannya "Kenapa kok Rendy menangis? apa terharu dengan lagunya atau kenapa?"
Sambil mengusap airmatanya "Aku kangen sama mama. Aku ingin mama menemaniku sampai dewasa!"
Lalu apa kata Bekti "Rendy, aku jadi kangen juga sama mamaku. Aku sudah lama ditinggalin mama..."
Wah, suasana jadi haru. Dan siOki tidak bisa menahan haru suasana. Ia jadi agak kaku. Seolah berusaha menahan sedihnya.
Nah, sekarang siFia. Usai nyanyi kedua, dia sempat mengatakan "Mom and Dad! I love you. I can't say anything. But, Im realy love you!"
Ketika Itamar (9thn) menyanyikan "Reflection". Tampak dady "Edo" berlinang airmata. Tapi Itamar terus menyanyi dengan suara emasnya. Setelah selesai, Itamar masih tersenyum. Tapi ketika siOki menanyakan "Kenapa Dady menangis?!"
"Saya bangga dengannya!" jawab Edo. Tapi, tiba-tiba Itamar menitikkan air mata. Jadi menangis haru.
Bagaimana saat Bekti mengomentarinya? Banyak kata-katanya yang tentunya bagus-bagus buat Itamar. Tapi yang jelas Bekti kali ini tidak dapat menyembunyikan rasa haru dan takjubnya. Seperti seorang fans mengidolakan pujaannya. Bahkan kata-katanya terdengar bergetar.
"Ohhhhh,..."
Akhirnya, Itamar yang mendapat SMS yang terbanyak.
jangan korupsi
mohon, jangan korupsi
ibu-ibu yang cantik
dalam duduk yang empuk
jangan korupsi ya...
abang-abang
mbak-mbak
paling disayang
please dech! jangan korupsi
temanku!
jauhi dan jangan pernah korupsi
sahabat
sahabatku
korupsi akan membinasakan orang lain
dan kelak juga akan padamu
jangan korupsi!
jangan korupsi!
biar negara ini maju!!!!
sederhana saja dari sebuah cinta
dalam tulusmu
karena aku tak ingin meminta
kuingin apa adanya
biarkan awan melalui kita
biarkan mendung itu ada
akan hujan juga ..
dan akan terlepas kabut itu
dan sinar matahari menembus
cintai apa yang kau miliki
miliki apa yang kau cintai
dalam kebosanan
beberapa bintang tampak jelas
kilaunya sempurna
kucoba menghitungnya
walau tak mungkin
biarkan kumenghitungnya
[ sambil mengomel sendiri!]
ingin kuhabiskan masa malam ini
kau juga tak ada disinikan?
aku bosan sendiri....
kini malam semakin larut
akupun mulai mengantuk
selamat tidur kekasih
aku tak ingin bermimpimu
kuingin bersamamu
dalam nyata
hmmmmm
hmmmmm
bintang bersamamku
gelap
melarutkan lelapku
hmmmmm
hmmmmm
symphony yang indah
hmmmmm
aku tidur ya.....
:: malam sekali - menjelang pagi
s a h a b a t
kau selalu hadir
walau jarang kita bertemu
tapi kau selalu ada
sahabat, kau selalu ada
saling menerima
dari kekurangan kita
dari kelebihan kita
wow sahabatku
Ayat-ayat CInta
1. Gadis Mesir Itu Bernama Maria
Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat.
Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan zhuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam deburan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan sambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, seperti matahari yang telah jutaan tahun membakar tubuhnya untuk memberikan penerangan ke bumi dan seantero mayapada. Ia tiada pernah mengeluh, tiada pernah mengerang sedetik pun menjalankan titah Tuhan.
Awal-awal Agustus memang puncak musim panas.
Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum, mendinginkan badan di kamar mandi.
Dengan tekad bulat, setelah mengusir segala rasa aras-arasen [1] aku bersiap untuk keluar. Tepat pukul dua siang aku harus sudah berada di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk talaqqi [2] pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Pada ulama besar ini aku belajar qiraah sab’ah [3] dan ushul tafsir [4] . Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir.
Jadwalku mengaji pada Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua kali. Setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang teramat penting, beliau pasti datang. Sangat tidak enak jika aku absen hanya karena alasan panasnya suhu udara. Sebab beliau tidak sembarang menerima murid untuk talaqqi qiraah sab’ah. Siapa saja yang ingin belajar qiraah sab’ah terlebih dahulu akan beliau uji hafalan Al-Qur’an tiga puluh juz dengan qiraah bebas. Boleh Imam Warasy. Boleh Imam Hafsh. Atau lainnya. Tahun ini beliau hanya menerima sepuluh orang murid. Aku termasuk sepuluh orang yang beruntung itu. Lebih beruntung lagi, beliau sangat mengenalku. Itu karena, di samping sejak tahun pertama kuliah aku sudah menyetorkan hafalan Al-Qur’an pada beliau di serambi masjid Al Azhar, juga karena di antara sepuluh orang yang terpilih itu ternyata hanya diriku seorang yang bukan orang Mesir. Aku satu-satunya orang asing, sekaligus satu-satunya yang dari Indonesia. Tak heran jika beliau meng-anakemas-kan diriku. Dan teman-teman dari Mesir tidak ada yang merasa iri dalam masalah ini. Mereka semua simpati padaku. Itulah sebabnya, jika aku absen pasti akan langsung ditelpon oleh Syaikh Utsman dan teman-teman. Mereka akan bertanya kenapa tidak datang? Apa sakit? Apa ada halangan dan lain sebagainya. Maka aku harus tetap berusaha datang selama masih mampu menempuh perjalanan sampai ke Shubra, meskipun panas membara dan badai debu bergulung-gulung di luar sana. Meskipun jarak yang ditempuh sekitar lima puluh kilo meter lebih jauhnya.
Kuambil mushaf tercinta.
Kucium penuh takzim. Lalu kumasukkan ke dalam saku depan tas cangklong hijau tua. Meskipun butut, ini adalah tas bersejarah yang setia menemani diriku menuntut ilmu sejak di Madrasah Aliyah sampai saat ini, saat menempuh S.2. di universitas tertua di dunia, di delta Nil ini. Aku mengambil satu botol kecil berisi air putih di kulkas. Kumasukkan dalam plastik hitam lalu kumasukkan dalam tas. Aku selalu membiasakan diri membawa air putih jika bepergian, selain sangat berguna juga merupakan salah satu bentuk penghematan yang sangat terasa. Apalagi selama menempuh perjalanan jauh dari Hadayek Helwan sampai Shubra El-Khaima dengan metro [5] , tidak akan ada yang menjual minuman.
Aku sedikit ragu mau membuka pintu. Hatiku ketar-ketir. Angin sahara terdengar mendesau-desau. Keras dan kacau. Tak bisa dibayangkan betapa kacaunya di luar sana. Panas disertai gulungan debu yang berterbangan. Suasana yang jauh dari nyaman. Namun niat harus dibulatkan. Bismillah tawakkaltu ‘ala Allah [6] , pelan-pelan kubuka pintu apartemen. Dan...
Wuss!
Angin sahara menampar mukaku dengan kasar. Debu bergumpal-gumpal bercampur pasir menari-nari di mana-mana. Kututup kembali pintu apartemen. Rasanya aku melupakan sesuatu.
“Mas Fahri, udaranya terlalu panas. Cuacanya buruk. Apa tidak sebaiknya istirahat saja di rumah?” saran Saiful yang baru keluar dari kamar mandi. Darah yang merembes dari hidungnya telah ia bersihkan.
“Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa. Aku sangat tidak enak pada Syaikh Utsman jika tidak datang. Beliau saja yang sudah berumur tujuh puluh lima tahun selalu datang. Tepat waktu lagi. Tak kenal cuaca panas atau dingin. Padahal rumah beliau dari masjid tak kurang dari dua kilo,” tukasku sambil bergegas masuk kamar kembali, mengambil topi dan kaca mata hitam.
“Allah yubarik fik [7] , Mas,” ujarnya serak. Tangan kanannya mengusapkan sapu tangan pada hidungnya. Mungkin darahnya merembes lagi.
“Wa iyyakum! [8] ” balasku sambil memakai kaca mata hitam dan memakai topi menutupi kopiah putih yang telah menempel di kepalaku.
“Sudah bawa air putih, Mas?”
Aku mengangguk.
:: to be conti... AYAT-AYAT CINTA
tidak seperti biasa
kau tak disini lagi
tapi aku masih disini
dengan perasaan
antara iya dan tidak
aku tak ingin selalu begini
tapi itu yang selalu kutemukan
sesempurna apa?
aku lemah
aku ragu
aku bimbang
aku jatuh
aku jauh
aku malu
aku haru
aku rindu
aku cinta
aku diam
aku pengecut
aku takut
aku diantaramu
tak jauh
On LOVE tab
tak pernah kurasakan begini
aku seperti bermimpi
dan tak percaya
tapi sungguh aku sadar
saat ini tanganmu telah kugenggam
Oh,....
:: antara mimpi yang berlalu
cinta dan harapan
ketika cinta itu datang
rasakan debarnya
dan redumnya matamu
saat bahagia bersamanya
tanyakan hatimu
saat kau lemah
dan kau tak merasa ada beban
memohon sesuatu
dan dia memenuhinya
hambar senyummu berubah
terasa penuh arti
kau pun mendekapnya lembut
dan menjadi manja
tanyakan hatimu
mengapa kau diam?
siapa yang mulai?
tak perlu bertanya lagi
karena cinta ada disitu
menyapamu
memelukmu
mendekapmu
walau rendah dan lemah
:: ".... power of love!"
Porong ADA lapindo
kenanganpun telah musnah
dimana rumah yang penuh kenangan hilang
dimana kuburanpun telah terkubur
menyisakan bau
menyisakan lumpur
menyisakan sedih dan airmata
menyisakan pedih
menyisakan runtuhnya harapan
dan tersisah...
terkadang hanya ujung atap rumah
yang bisa dilihat
atau malah terkadang..."entah dimana...?!"
its real
kaca spion mobil....
terus berlalu meninggalkan dibelakangnya
dan sesekali melihat kaca itu
cuma hanya itu yang bisa dilakukan
dan didepan....
adalah tujuan dan harapan
iLUSI nYATA
yang selalu mengejarku
adakalanya disampingku
dibelakangku
didepanku
dan dilangkah kakiku
dalam siluet
penuh kuberharap
mengurai bayang
hingga kau dihadapanku
aku rindu
sungguh
:: .... rest my life
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances