Nature/hot-posts

JIKA AKU MENJADI (Trans TV)

Baru hari ini aku bisa menyaksikan acara JAM (jika aku menjadi). Sudah beberapa minggu aku melihat iklan acara itu. Walau aku hanya dapat menyaksikan menit-menit terakhir.
Tapi menurut saya, acara ini sangat bagus. Mengharukan itu, pasti ada. Bravo!

===========================================
Originally Posted by Satrio Arismunandar





Trans TV mulai hari Minggu, 25 November 2007, pukul 18.00 WIB, akan menayangkan program JIKA AKU MENJADI (JAM). Program magazine mingguan, berdurasi 30 menit, ini dengan demikian akan bertarung di prime time, berhadapan dengan berbagai sinetron yang sangat populer di stasiun-stasiun televisi lain. Keputusan bagian Programming, memasang JAM di slot pukul 18.00, dengan demikian adalah keputusan yang berani.

Saya selaku producer berharap, program JAM ini akan betul-betul memenuhi harapan KPI bagi munculnya program TV yang berkualitas, punya unsur edukasi, bukan semata-mata mengejar rating. Saya pribadi beranggapan, program JAM ini InsyaAllah akan ikut berperan dalam meningkatkan solidaritas sosial terhadap rakyat kecil.Yang dimaksud “rakyat kecil” di sini adalah mereka yang berprofesi "gurem," yang sering dipandang remeh dan tidak mendapat perhatian penuh dari pihak-pihak yang berwenang. Nara sumber JAM antara lain: buruh nelayan miskin (tidak punya perahu sendiri), nenek yang puluhan tahun jadi pemulung, pemain ludruk (kesenian khas Jawa Timur) yang tak pernah lagi dapat order, dan sebagainya.Program JAM pada hakekatnya adalah upaya melihat kehidupan rakyat kecil (dengan profesi gurem) dari mata rakyat juga. Meskipun, rakyat (diperankan oleh talent) yang melihat ini adalah mereka yang biasa hidup di kota, dan biasanya mungkin tidak terlalu aware dengan kehidupan rakyat kecil yang sebenarnya.

Sengaja kami pilih sebagai talent di sini adalah orang biasa (bukan artis). Mereka direkrut dari iklan pencarian talent yang belum lama saya sebar melalui berbagai milis. Mereka saya haruskan ikut menjalani kehidupan narasumbernya, yakni tidur di rumah mereka, makan bersama keluarga (sesederhana apapun makanannya), dan seterusnya. Jadi, mereka dipaksa untuk betul-betul menghayati kehidupan orang susah.

Kehidupan susah itu banyak terwujud dalam hal-hal yang sederhana, tapi tak terbayangkan bagi orang kota. Misalnya, rumah narasumber yang tidak ada WC atau jambannya, sehingga kita harus buang air besar di sawah atau kali kecil di pinggir jalan. Saya sendiri, ketika selaku producer ikut mengawasi proses syuting di Desa Gamping, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur (12-15 November 2007), juga sempat buang air besar di kali.

Kalau talent itu tampak terharu atau menangis di tayangan JAM, itu adalah tangisan asli dan alami karena situasi yang mereka hadapi. Jadi, bukan acting. Itulah sebabnya, saya tidak memilih talent yang sudah top atau artis sinetron, misalnya, karena bisa-bisa nanti penonton salah mengira, bahwa tangisan itu dianggap cuma acting.

Yang berat dalam menggarap program JAM bukanlah liputan atau syutingnya, tetapi justru risetnya. Saya tak bisa memperoleh narasumber yang tepat dengan hanya berbekal informasi dari Internet atau media massa, tetapi harus melihat langsung ke lapangan. Sebagai contoh: saya membutuhkan waktu tiga hari untuk menemukan seorang buruh nelayan, yang saya anggap paling miskin di Indramayu, Jawa Barat. Nelayan yang miskin di Indramayu itu banyak. Tetapi bagaimana menemukan nelayan, yang secara visual dan kondisi faktual betul-betul menggambarkan nelayan yang sangat miskin? Di sinilah letak kesulitannya.

Maka, pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya pada seluruh crew JIKA AKU MENJADI, yang telah bekerja keras dan serius, bagi perintisan awal program ini. Tanpa dukungan mereka, saya tak akan bisa berbuat banyak.

Saya merasa berbesar hati, bahwa pimpinan Trans TV percaya dengan kualitas program ini, sehingga memberi slot prime time. Namun, di sisi lain, saya juga merasa was-was tidak sanggup mempertahankan kualitas isi program, seperti diharapkan banyak orang. Saya cuma bisa bilang “bismillah” saja, semoga semua berjalan lancar.

Nah, untuk tidak berpanjang kata, silahkan saja menikmati tayangannya! Jangan lupa, Minggu, 25 November, pukul 18.00. Terimakasih atas perhatian dan apresiasi Anda semua!

Jakarta, 20 November 2007

source : click here

====================================
Rekan-rekan,
Program JIKA AKU MENJADI (JAM) kini secara rutin sudah tayang di Trans
TV, setiap hari Minggu, pukul 18.00 WIB. Untuk program itu, saya
membutuhkan tenaga TALENT.
Bagi yang berminat, silahkan mendaftar dengan mengirim e-mail berisi CV
dan dua foto (1 foto close up + 1 foto seluruh badan). (Jangan lupa
masukkan nomor telepon/HP yang bisa dihubungi)
Kirimkan e-mail ke: satrioarismunandar@yaho... dan
Atau boleh juga mengirim via pos ke alamat saya di bawah. Karena program
JAM tayang seminggu sekali, maka tiap bulan JAM membutuhkan 4-5 tenaga
TALENT (tiap episode selalu berganti).
Adapun syarat bagi Talent tersebut adalah:
1. Perempuan
2. Usia 23 - 28 tahun.
3. Berpenampilan menarik (Maklum ini kan untuk media TV).
4. Masih mahasiswa atau sudah bekerja di tempat lain, tidak masalah
(asal bukan bekerja reguler di program TV lain).
5. Bisa meluangkan waktu untuk syuting di luar kota sekitar 3 - 4 hari
(apakah Anda mau membolos dari kuliah atau izin dari tempat kerja, itu
terserah Anda).
6. Lebih disukai pelamar yang peka, berperasaan halus, dan memiliki
empati pada kehidupan "orang kecil" dan orang "kalangan bawah" (baca:
orang susah, orang menderita, miskin, dsb...)
7. Bukan tipe pendiam (Anda dituntut untuk bisa berinteraksi dengan
narasumber dan keluarganya).
8. Talent yang diterima hanya akan muncul pada 1 atau maksimal 2 episode
di program TV ini (memang disainnya begitu. Di setiap episode,
talent-nya berganti-ganti agar bervariasi).
9. Untuk mengetahui, kemampuan apa yang akan dibutuhkan dari Talent di
layar, silahkan saksikan program JAM tiap hari Minggu di Trans TV.
Catatan:
Pencarian Talent ini TIDAK ada hubungannya dengan program lain manapun
yang saat ini sudah tayang di Trans TV. Jadi, jika Anda sudah pernah
mengirim aplikasi untuk program lain di Trans TV, tetap terbuka peluang
untuk mengirim aplikasi ke saya, sejauh Anda belum dipakai/ belum
diterima di program lain tersebut. Pencarian Talent ini semata-mata
hanya untuk program yang saya pimpin.
Talent yang dianggap cukup memenuhi syarat, akan dikontak lewat telepon
untuk wawancara/proses selanjutnya. Jika tidak dikontak, berarti
dianggap tidak memenuhi kualifikasi.

Terimakasih atas perhatiannya,

Satrio Arismunandar
Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627

2 Comments:

Unknown said...

Saya Ingin sekali jadi Talent acara ini....
CV harus kirim ke Email Siapa ??

Unknown said...

saya ingin jadi talent ini tapi ssayangnya ini khusus buat cwek,klu cwok bleh g ya?