JAKARTA, SELASA - Penumpukan cairan di paru-paru menyebabkan musisi jazz kenamaan Bill Saragih akhirnya meninggal dunia. Kondisi Bill juga kian memburuk akibat stroke yang sudah dideritanya sejak 7 tahun lalu. Seperti diutarakan salah satu keponakan tertuanya, Bob Mandala Saragih (45), Selasa (29/1), kondisi Bill mengalami penurunan drastis dalam selang 24 jam terakhir sebelum meninggal. Padahal, kata Bob, dua hari lalu pamannya itu masih dalam kondisi cukup sehat sehat dan segar, terbukti ia masih dapat menuruti perintah dokter.
"Diagonsa medis terakhirnya adalah penumpukan cairan di paru-paru. Kemudian pada saat-saat terakhir, kondisinya semakin kritis dan akhirnya beliau pun meninggal dunia," ungkap Bob kepada kompas.com. Sementara itu, pihak Rumah Sakit Fatmawati melalui keterangan salah seorang staff humasnya menyebutkan bahwa Bill sudah masuk sejak Rabu (23/1) lalu. Ia didiagnosa menderita komplikasi tiga penyakit yakni stroke, diabetes, dan bronkhitis.
"Pak Bill dirawat di rumah sakit Fatmawati sejak 23 Januari lalu. Ia dirawat di instalasi ruang rawat inap Paviliun Angrek. Menurut catatan kami, Bapak Bill didiagnosa mengidap tiga penyakit stroke, diabetes, dan bronkhitis," terang staff tersebut. Selama hidupnya, Bill memang diketahui memiliki kebiasaan yang kurang sehat.
Di mata sejumlah kawannya, ia dikenal sering makan tanpa kontrol selain juga perokok berat. Tak heran bila kebiasaannya tersebut membuat ia menjadi rentan terhadap penyakit yang disebabkan lifestyle seperti diabetes atau stroke. Seperti dikabarkan sebelumnya, Bill Saragih menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (29/1) pukul 11.15 WIB pada usia 75 tahun di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Musisi jazz tersebut lahir di Simalungun, Sumatera Utara, 1 Januari 1933. (M-308)
AC
:: Selamat Jalan sang Maestro!
0 Comments:
Post a Comment