hampa
menyangimu
hujan
bulovard
Sulitnya
hijau itu sedang marah
Apalah diriku...
elegi danau yang tak biru
menghalangi pandanganku
kau....
aku yakin kau disana
pagi ini kabutmu begitu tebal
tak seperti biasanya
walau dingin kucoba bertahan
sesekali ku mendengar suaramu
ada tawamu
aku senang sekali derai tawamu
buat ku bahagia
walau kau entah dimana
seperti telaga bening berkabut
dan kita diatasnya
tapi saling tak menemukan
terima kasih
dan sorenya malah dia mengatakan "terima kasih,...."
Hmmmn,...
Kuity
Kenapa kita harus menilai orang lain? Ini sih bukan untuk apa-apa atau harus bagaimananya. Dengan meyakinkan diri sendiri dalam penilaian kepada orang lain hanyalah untuk mengedepankan dari sebuah hubungan dari manusia ke manusia. Dan bagaimana kita mengatasi ragam perilaku teman, relasi, sahabat, orang lain, atasan ataupun bawahan. Dan mungkin juga suami/istri atau juga pacar? (hmmm...)
Dalam propestif nalar, dia orangnya sederhana, pemalu (mungkin karena belum kenal), selalu berusaha dengan mengedapankan aturan-aturan yang nyata. Periang? ah, tidak juga. Biasa aja seperti Es Cream, biasa aja nya sedikit agak naik. Tapi tetap aja biasa. Kalau cuma makan goreng dan bersantan, kenapa harus ke rumah makan padang. Kan dirumah juga masak! Hanya senyum melukiskan kata-kata yang telah diucapkannya. "Mak!... Wak!.... Ahh! Ngeeee! Kek!...
Ya, begitulah dia!
Apa dia begitu?...
Love In a Dairy
Of all the spots for making love, Give me a shady dairy, With crimson tiles, and blushing smiles From its presiding fairy; The jolly sunbeams peeping in Thro' vine leaves all a-flutter, Like greetings sent from Phoebus to The Goddess of Fresh Butter.
The swallows twittering in the eaves, The air of Summer blowing Thro' open door from where a score Of tall rose-trees are growing, A distant file of hollyhocks, A rugged bush of tansy, And nearer yet beside the steps A gorgeous purple pansy;
Suggestive scents of new-mown hay, From lowland meadows coming; The distant ripple of a stream, And drowsy sounds of humming From able-bodied bees that bevy About the morning-glory, Or dawdle pleasantly around The apple-blossoms hoary.
A rosy bloom pervades the spot; And where the shadows darkle, In glittering rows the shining pans Show many a brilliant sparkle. As snowy as my lady's throat, Or classic marble urn, In central floor there proudly stands The scourèd white-wood churn.
And she who reigns o'er churn and pan-- In truth, my friend, between us, My dimpled Chloe is more fair Than Milo's famous Venus. Mark, mark those eyes so arch and dark, Those lips like crimson clover, And ask yourself, as well you may, How I could prove a rover.
Talk not to me of moonlit groves, Of empress, belle, or fairy; To me the fairest love of loves Is Chloe of the Dairy.
The Passionate Shepherd to His Love
And we will all the pleasures prove,
That vallies, groves, or hills, or field,
Or woods, and steepy mountains yield;
Where we will sit upon the rocks,
And see the shepherds feed their flocks,
By shallow rivers, to whose falls
Melodious birds sing madrigals.
And I will make thee beds of roses,
And then a thousand fragrant posies,
A cap of flowers, and a kirtle,
Embroined all with leaves of myrtle;
A gown made of the finest wool,
Which from our pretty lambs we pull;
Slippers, lined choicely for the cold,
With buckles of the purest gold;
A belt of straw and ivy-buds,
With coral clasps and amber studs:
And if these pleasures may thee move,
Come live with me and be my love.
Thy silver dishes, for thy meat,
As precious as the gods do eat,
Shall, on an ivory table, be
Prepared each day for thee and me.
The shephards swains shall dance and sing
For thy delight each May-morning:
If these delights thy mind may move,
Come live with me and be my love.
Christopher Marlow
garis kecil dalam hati
melemparkan kebaikanku
mengekang rasa biru pada sebuah cinta
ingin aku pulihkan semasa apa yang aku rasa
tapi hanyalah mimpi dibungkus harapan
takkan aku berada dalam kebodohan itu lagi
jiwamu dalam bilik relungmu
aku tak akan banyak berkata padamu
satu perasaan telah mewakilinya
singgah,... "kau rasakan tak!?"
Akh! apalagi yang kau nak?
telinganya tuli tahu!
matanya tak buta tahu!
berhadap hadaplah dengan jujur
** un vakhair ich fiebher la queirn ijhs dattquin
bagai bunga kembang tak jadi
tak kalah bila engkau disini
pas disampingku
kau penuh pesona dan membelah rindu ini
menyematkan cinta
dalam labuhan jiwa berujung
dalam ribaan hati penuh lembut
semasa waktu itu begitu cepat
yang melewati jam hanya dalam detik
aku ingin membawa waktu itu
Termehek Mehek, sabtu 28 June 2008
Cewek ini sudah ada 6 bulan tidak sadar dirumah sakit. Orang tuanya sudah pasrah. Doa-doa sudah dipanjatkan. Tapi, tidak ada perubahan yang berarti. Yang kadang terucap, nama seorang cowok.
Cowok ini sebenarnya sudah mengutarakan isi hatinya. Tapi, dianya tidak dapat menjawab. Karena ada temannya yang juga suka sama cowok itu. Jadi, cewek ini ada hati tapi dipendamnya. Hingga dia jatuh sakit dan tak sadar dirumah sakit. Tapi akhirnya terkuak juga. Dalam ketidak sadar dirinya. Dia terkadang mengucap nama cowok itu.
Cowok ini rupanya sudah jadi guru tetap disekitar Bogor. Hosts dan cewek yang juga suka sama cowok itu menemuinya. Yang ternyata cowok ini sudah tunangan. Ribet kan jadinya!. Tapi akhirnya cowok itu jadi juga ikut menemui cewek yang lagi sakit dirumah sakit itu.
Hm,.. ini detik-detik yang mengharukan itu. Hostnya sudah berpesan kalau dia sendiri tidak tahu persis keadaan dimana seseorang yang tidak sadar diri selama 6 bulan dirumah sakit.
Saat mereka menemuinya, kedua orang tua dan adiknya ada disana. Pertama mereka menemui bapaknya dan adiknya. Mereka minta ijin untuk menemui cewek yang ada sedang sakit itu dikamar.
Cowok itu dipersilahkan menemui cewek itu. Kedua hosts berada diluar dan kameramen masuk untuk merekam kejadian itu. Cowok itu duduk disampingnya, tangannya diraihnya. Dengan terbata-bata dia memperkenalkan dirinya. Dia menyebut namanya. Cewek itu tetap diam dengan keadaan napasnya dibantu dengan oksigen.
Tanganya terus digenggam oleh cowok itu. Sepertinya tangan cewek itu masih bertenaga dan sepertinya saling menggenggam. Mungkin walau tidak sadar, tangan jarinya masih bisa merasakan dan mendengar.
Tepat sorotan kamera, tangan cewek itu terlepas dari genggaman cowok itu. Dan pastinya tidak ada tenaga. Cowok itu kaget! dan berusaha meraihnya kembali. Dan sadar,... cewek itu telah pergi. Maka histerislah dia sambil menyebut nama cewek itu. Yang diluar (orang tuanya), segera masuk kekamar.
............. mengharukan
IBU yang tersayang tanpa lelah terus berjuang
panas matahari tak menghalau
anakmu masih kau gendong
merebah dalam mimpinya
Kau tak pernah berhenti
kakimu terus melangkah
walau letih...
dan keringatpun tak henti
tapi kau terus berjalan
hari ini harus pulang
walau ditangan hanya beberapa ribu saja
dari usaha pagi hingga siang ini
dan.. sore akan tiba dirumah
Kau IBU
badanmu kurus
bajumu lusuh
tapi senyummu sejuk
kata-katamu lembut
tak ada lagu seindah suaramu
anakmupun tertidur dalam dekapmu
3 Days only
Dia memaksaku untuk mengunjunginya. Dua bulan lalu aku berusaha menolaknya mati-matian. Tapi kali ini aku tidak bisa apa-apa lagi.
"Akhirnya sampai juga!" desahku saat turun dari taxi. Oh, rupanya ini studionya.
"Rizal, aku sudah berada tepat didepan studiomu" kataku melalui handphoneku
"Well, kenapa diluar! silahkan masuk. Aku masih ada beberapa shoot lagi. Aku tunggu ya!"
"OK, aku masuk sekarang!" kataku
Seorang sekretaris cantik menyambutku. Belum aku berkata-kata "Hi Mr Riz, silahkan ikut saya"
Wow, betah banget membuntutinya. Tapi, dia menahan laju jalannya. Dan diapun berjalan disamping saya. "Saya Riz!" sambil menyodorkan tanganku. "Oh! sorry, saya Imelda" katanya.
"Apakah kamu mantan orang kuat itu?" tanyaku "Hehehe oh tidak!" jawabnya tersenyum. "Kamu dari Indonesia?" tanyanya "Iya! saya dari Indonesia" jawabku.
Lumayan, lumayan akrab jadinya. Supel banget cewek ini, pikirku.
Dia membuka sebuah pintu "Mr Riz, ini workshopnya. Silahkan!" ajaknya. "Oh, terima kasih!"
"Hey! You Riz?!" sambut kedua tangannya
"HEy! Gon! " balasku. Kamipun bepelukan seperti teman lama. Padahal baru kali ini aku bertemu dengannya. "Lagi sibuk?!" tanyaku. "Ah. biasa!" jawabnya. Didalam studio ini ada beberapa orang wanita cantik yang sexy. Bikini!!!
"Yah! beginilah studio kecilku" katanya
"Ini tidak kecil! lumayan besar. Mulai dari slide background, peralatan moving dan lightiningnya bagus! wow! ini lampu beli dimana? " tanyaku. "Ini buat sendiri? nyontoh punya Darwis dari Indonesia! Heheheh!"
"Lagi ngapain kamu sekarang?!" tanyaku lagi
"Ini untuk promosi Tiger Beer!" jawabnya. "Masih ada 3 pemotretan lagi!, sebentar ya... perutku dari tadi tidak bisa kompromi! Tolong kamu ambil ya! 5 menit aku kembali!"
"Tapi!,.. tapi?!" selaku
"Sudahlah, please! aku tak ada waktu nich! perutku tidak enak!" mukanya melas!
"Eh eh" bingung, bagaimana memulainya.
"Ben! can help him! aku pergi sebentar!" Benpun menghampiriku. "Please! apa yang bisa saya bantu?!"
"Thanks Riz!" teriaknya
"Semoga bisa lega! heheheh!!!" balasku
... bersambung!!
Hari ANTI MADAT sedunia
Diharapkan pemakai yang dijatuhi vonis bersalah dan dipenjara di sel khusus. Yang sifatnya untuk menyembuhan. Bukan ditempatkan bersamaan dengan orang yang dipenjara karena pidana/kriminal. Semoga para hakim mendengar usulan ini.
Arti kata pemakai mungkin ditentukan dengan berapa besar narkotik diketemukan pada tersangka. Efek jera yang diberikan pada pemakai memang perlu, tapi yang paling utama bagaimana membentuk korban menjadi lebih kuat dan menyadarinya untuk menjauhi narkotik/
Kiswanti, Bersepeda Melawan Pembodohan
sang suami maunya istri itu punya baju bagus, ada perhiasan emas. Lebaran juga harus pake baju yang bagus. tapi sang istri malah tidak pernah peduli dengan baju yang bagus atau perhiasan yang bagus. Yang dibeli hari kehari kalau ada duit selalu beli buku. "Suami itu kan kewajibannya membahagian istri. Saya bahagia dengan keadaan seperti ini. Tidak perlu dengan beli baju yang bagus!"
"Orang miskin itu bukan tidak bisa pintar!"
Kira-kira bunyinya seperti itu. Habis aku tidak sempat mencatatnya.
Komersialisasi dunia pendidikan sudah menjadi realita. Guru yang kesejahteraannya kian ditingkatkan, ternyata terus menjadikan murid sebagai lahan bisnis. Buku pelajaran hingga buku tulispun, menjadi sarana bisnis rutin tiap tiga bulanan. Sekolah kian mahal, dan keluarga miskin kian jauh peluangnya mendapatkan akses pendidikan.
Kiswanti (45), ibu rumah tangga yang tinggal di kampung Lebak Wangi, desa Pemagarsari, Parung , Bogor adalah sosok yang tanpa pamrih membantu warga kurang mampu untuk mengakses buku.
Ia bukan orang kaya, suaminya hanya kuli bangunan. Kiswanti juga bukan kalangan pendidik dan berpendidikan tinggi. Perempuan asal Yogyakarta itu, hanya lulusan Sekolah Dasar. Namun, kecintaannya membaca dan mengkoleksi buku, membuat perempuan dua anak ini memiliki koleksi buku hingga 2500 judul.
Sejak tahun 2003, Ia membangun taman bacaan, yang diberi nama Warung Baca Lebak Wangi (Warabal). Bukan hanya itu, dengan sepeda onthel-nya, Kiswanti secara rutin berkeliling dari kampung ke kampung, meminjamkan buku koleksinya secara gratis. ”saya punya dendam sejak kecil, kemiskinan bukan halangan untuk pinter. Saya tidak ingin anak-anak disekitar saya, mengalami nasib saya dimasa kecil..” katanya.
Enam tahun berjuang, kini Warabal menjadi andalan warga desa Pamegarsari untuk kebutuhan buku. Wanita lulusan SD itu berjiwa pendidik melebihi mereka yang berpendidikan. Cita-citanya tinggi, ingin membangun pendidikan murah, tapi bukan murahan. Kiswanti menjadi sosok aneh, di tengah prilaku komersialisasi dunia pendidikanKompasOnline - Jumat, 21 Juli 2006
Sosok: Kiswanti, Bersepeda Melawan Pembodohan
** perpustakaan "Warabal"
Oleh: Indira Permanasari dan Rien Kuntari
Kemarahan pada dunia pendidikan yang terus membara di hati membuat wanita ini terpacu melawan "pembodohan" dan buta aksara dengan caranya sendiri. Berbekal sepeda onthel (kayuh), ia mencoba menumbuhkan rasa cinta membaca di kalangan masyarakat yang bisa
disebut "terbawah".
Kiswanti, begitu wanita ini terlahir. Ia tinggal di daerah Lebak Wangi, Bogor, di sebuah rumah yang tak seberapa besar. Meski seadanya, rumah tipe 36 itu menjadi tempat pertemuan
komunitas Lebak Wangi. Tepatnya, Warung Baca Lebak Wangi atau Warabal.
Ruang tamu yang juga berfungsi sebagai warung kelontong, berimpitan dengan meja makan sekaligus tempat belajar serta tempat menjahit, di ruang dalam. Ujung meja berbatas dengan sebuah rak buku yang kemudian disebut sebagai perpustakaan. Kursi dan meja sepertinya tidak lengkap satu set, semua dalam motif yang berbeda. Keramik di lantai juga tidak "kompak" lantaran dipungut dari reruntuhan tempat kerja suaminya, Ngatmin, seorang buruh bangunan.
Perpustakaan yang ia maksud adalah sebuah rak yang tersandar di dinding, penuh dengan beragam buku. Mulai dari buku bacaan anak, resep masakan, tanaman, buku cerita, hingga majalah berbahasa Jawa, Joko Lodang. Maklum, meski sudah berada di Jakarta sejak tahun 1980- an dan pindah ke Bogor sekitar tahun 1994, Kiswanti tetaplah perempuan Jawa yang lahir di Desa Ngidikan, Bantul, Yogyakarta, tanggal 4 Desember 1963.
Selain rak di ruang dalam, buku-buku Kiswanti yang kini berjumlah 245 eksemplar juga tertumpuk di sebuah kardus dan keranjang-keranjang di sudut rumah dan di teras, bahkan di bekas kulkas tua dan karatan di belakang rumah. Kulkas itu sengaja ia beli dari seorang tukang loak, khusus untuk menyimpan koran-koran tua.
Gagal sekolah
Kesadaran Kiswanti pada pentingnya membaca sudah tumbuh sejak usia dini. "Dari kecil saya senang membaca apa saja," ujarnya.
Pengenalannya pada buku diperoleh dari sang ibu, almarhumah Tumirah. Buku adalah satu-satunya hal yang bisa dibeli Tumirah dengan harga murah, tetapi cukup "menenggelamkan" Kiswanti. Ia memang berasal dari keluarga tidak mampu. Ayahnya, Trisno Suwarno, adalah petani gurem di Bantul.
Kiswanti masih mengingat percakapannya dengan salah seorang gurunya. Sang guru melarangnya naik kelas hanya karena ia belum membayar SPP selama lima bulan. "Saya nangis. Saya bertanya, ’Saya, kan, sering ikut lomba-lomba (deklamasi dan membaca), kenapa
hanya enggak bayar SPP lima bulan tidak naik kelas?’" katanya dengan nada tinggi dan
berapi-api.
Hal serupa terjadi lagi di SLTA. Ia terpaksa berhenti di kelas II karena tak ada biaya. Namun, ia berhasil mengantongi ijazah dari sebuah madrasah tsanawiyah negeri di kampungnya dan
ikut Kejar Paket C, tetapi tidak selesai.
Gagal dan geram pada dunia pendidikan membuat Kiswanti mengandalkan buku sebagai gudang ilmu paling berharga. Pengalaman itu pula yang membuatnya mantap menularkan pentingnya membaca di kalangan masyarakat sekitar. Modal mendirikan perpustakaan ia
awali dengan menjadi pembantu rumah tangga di keluarga Filipina di Jakarta, sekitar tahun 1989. "Saya tidak minta dibayar dengan uang, tetapi dengan buku. Ya kalau sekarang, mungkin saya dibayar sekitar Rp 40.000," ujarnya.
Untuk selanjutnya, ia menyisihkan ongkos belanja ke pasar sebesar Rp 3.000 dari total keuntungan warung kelontong Rp 7.000 per hari. "Setahun kemudian saya bisa membeli sepeda ini," katanya bangga. Hal itu masih ditambah dengan hasil tulisan ceramah pengajian di
kelompoknya yang kemudian ia fotokopi dan ia jual seharga Rp 5.000.
Dengan usaha itu, koleksi buku Kiswanti yang semula hanya puluhan kini telah menjadi ratusan.
Sepeda "onthel"
Dengan sepeda onthel itu, Kiswanti setiap hari menempuh sekitar lima kilometer untuk mengenalkan buku kepada masyarakat setempat. Ia tidak ingin melihat orang bernasib seperti dirinya. Menjadi "bodoh" hanya karena tak ada biaya.
Ia membawa sebagian buku koleksinya di dalam keranjang yang kemudian ia boncengkan di sepeda. Usahanya bersepeda selama sekitar tujuh bulan di tahun 2003 itu membuahkan hasil. Tetangga sekitar yang mayoritas buruh pabrik garmen menjadi "melek" akan pentingnya
membaca. Ia tidak memungut bayaran karena buku masih menjadi barang mewah.
"Saya bilang ke mereka, kalau anak-anak saya bisa pintar dan masuk sekolah favorit, itu karena saya membiasakan membaca buku," ujar ibu dari Afief Priadi (16), siswa terbaik SMK II Ciluar, Bogor; dan Dwi Septiani (12), siswa kelas V SD Lebak Wangi.
Perlahan tetapi pasti, kini Kiswanti mampu melengkapi perpustakaannya dengan gitar, seruling, komputer, serta mesin tik. Tentu, semuanya pada tingkat yang sangat sederhana.
Jiwa mendidik Kiswanti tak hanya tertuang melalui perpustakaan, tetapi juga pada sikap tegasnya menolak barang dagangan yang tidak bermanfaat di warungnya. Misalnya, makanan ringan berpengawet tinggi atau mainan tiup yang konon mengandung racun. "Saya kira tidak adil kalau kita hanya berbicara keuntungan," ujarnya tegas.
Untuk mengajarkan disiplin, ia hanya menjual permen hanya kepada anak- anak yang sudah mandi, suka minum air putih, atau sudah makan.
Kiswanti sekarang memang tak harus setiap hari mengayuh sepeda onthel- nya. Namun, ia menyatakan takkan pernah lelah mengajak warga berkunjung ke taman bacaannya demi seteguk ilmu.
----------------------
Mengayuh Sepeda, Membagi Ilmu…
Oleh
Periksa Ginting
BOGOR – Matahari baru saja terbit di ufuk timur, tetesan embun masih membasahi dedaunan, tapi Kiswanti mulai sibuk berbenah. Bukan untuk berangkat ke kantor seperti layaknya seorang karyawan atau ke kebun untuk bertani, perempuan ini membenahi ratusan buku di atas sepeda onthel (sepeda kumbang) warna merah.
Sebagian buku itu dikemas dalam keranjang yang diikat di jok belakang, sebagian lagi terbungkus kantong plastik yang bergelayut di stang sepeda.
Sepeda dan buku beraneka judul itu dibawa Kiswanti berkeliling desa dan ditawarkan untuk penduduk sebagai bahan bacaan. Tidak saja buku pelajaran bagi siswa, namun juga buku pertanian, menu masakan, novel dan lain-lain. Buku itu dipinjamkan kepada warga tanpa dipungut bayaran. Tidak heran kalau akhirnya warga menjuluki Kiswanti sebagai “Perpustakaan Keliling Sepeda Onthel”.
Tanpa kenal lelah, ibu berambut hitam lurus ini mengayuh sepeda hingga berkilo-kilometer. Jalan setapak dari kampung ke kampung ia lalui, terkadang sampai jatuh terjengkang di jalan becek dan berlubang, atau napas ngos-ngosan di jalan menanjak saat mendorong sepeda bermuatan penuh buku.
Sejak 21 April 2003 kegiatan rutin ini dilaluinya, tapi Kiswanti—akrab dipanggil Bude—tidak pernah menyerah. “Baca dan tulis itu adalah mata uang yang berlaku di mana saja dan kapan saja.
Orang yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan seluas-luasnya serta bisa mengembangkan hidup mandiri,” kata ibu dua anak ini.
Kiswanti mengungkapkan banyak warga desa yang beranggapan kalau membaca dan menulis hanya penting bagi anak sekolah, sedangkan bagi yang putus sekolah apalagi ibu rumah tangga, tidak bermanfaat lagi. Pemahaman seperti inilah yang ingin dihilangkan wanita kelahiran Bantul, 4 Desember 1965 ini.
Keuletannya ternyata sering dicibir sejumlah warga. Ada yang menyebut pekerjaan Kiswanti yang mengabaikan urusan keluarga lalu keluar-masuk kampung dengan seabrek buku sambil mengayuh sepeda, sebagai pekerjaan orang gila.
“Pemahaman warga itu sangat merugikan. Membaca itu penting bagi siapa saja. Apapun yang dibaca akan memberikan ilmu pengetahuan bagi kita. Dengan membaca, kita bisa mengembangkan pemikiran baik terhadap dunia usaha, pertanian, kesehatan, lingkungan, dan harapan ke masa depan,” tambahnya.
Narasumber
Saat ini, penyampaian minat baca itu disampaikan melalui kelompok pengajian yang terdiri dari 25 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 25 orang, tersebar di tiga desa di Kecamatan Pemagarsari, Kabupaten Bogor.
Di samping itu, Kiswanti juga mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal (Warung Baca Lebak Wangi) seluas 40 meter persegi. TBM yang kini mengoleksi 1.734 eksemplar dari 700 jenis buku itu berlokasi di samping kiri rumahnya di Jl. Kamboja RT 01/RW 01 No. 17 Kampung Lebak Wangi, Desa/Kecamatan Pemagarsari.
Setiap hari, pagi hingga sore, TMB Warabal didatangi warga, mulai dari anak usia 3 tahun hingga 50 tahun untuk membaca. Ada yang meminjam buku untuk dibaca di rumah.
“Saya senang atas perubahan sikap masyarakat itu, walaupun belum seluruh warga menerima program yang saya tawarkan. Saat ini, baru ada 155 anak usia 3-15 tahun, dan 110 orang dewasa usia 16-50 tahun menjadi anggota TBM,” lanjut Kiswanti.
Selain upayanya mulai membuahkan hasil, ia kini sering dipanggil untuk menjadi pembicara pada acara diskusi atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan, baik itu di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), maupun di Solo dan Surabaya.
Lulusan sekolah dasar (SD) itu terkadang harus berdampingan dengan dosen, pejabat pemerintah, maupun istri menteri untuk menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca.
“Saya sering merasa risih berdampingan dengan dosen atau pejabat tinggi ketika menjadi narasumber dalam suatu acara. Tapi semua itu tertolong karena ketekunan saya membaca selama ini,” jelas Bude.
Melawan Kemiskinan
Apa yang membuat Kiswanti rela berkorban untuk mewujudkan program ”Gemar Membaca”? Semuanya berawal dari ketidakmampuan orangtua untuk menyekolahkannya. Anak pertama dari pasangan Trisno Suwarno-Ny. Tumirah ini ketika masih sekolah di SD pernah dibuat tinggal kelas karena tidak membayar uang sekolah. Ia padahal selalu menduduki peringkat pertama di kelas.
“Saya sangat kecewa tidak naik kelas gara-gara tidak mampu membayar uang sekolah. Untungnya ada guru yang rela membiayai sekolah saya. Tapi guru itu meninggal saat saya di SMP sehingga saya harus keluar sekolah,” paparnya.
Saat masih sekolah, Kiswanti juga sering dikucilkan teman-temannya karena berasal dari keluarga miskin, sehingga setiap jam istirahat ia menghabiskan waktu di perpustakaan. Setelah keluar dari sekolah, Kiswanti bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Cipete Selatan, Jakarta Selatan.
Saat itu, ia tetap melanjutkan kegemarannya membaca buku. Gajinya pun digunakan untuk membeli buku. “Sejak 1987 saya mulai mengoleksi buku. Ada yang dibelikan teman, ada pula saya beli sendiri. Sampai saat ini, koleksi pribadi saya sudah 205 judul,” katanya.
Tidak ingin nasib yang menimpanya dialami anak-anak lain, Kiswanti mendirikan perpustakaan pada 20 Desember 2003. Ia juga mengajak warga untuk melawan kemiskinan melalui Perpustakaan Keliling Sepeda Onthel-nya dalam program ”Gemar Membaca”.
Kesibukan Kiswanti didukung oleh suaminya, Ngatmin. Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta ini membantu mencuci pakaian atau memasak nasi.
“Hanya dukungan yang bisa saya berikan kepada istri. Saya tidak bisa membahagiakan dengan makanan yang enak atau perhiasan yang gemerlap. Kalau dengan kegiatan itu istri saya bahagia, saya akan terus mendukungnya,” tutur Ngatmin. (*)
=====================================
Kiswanti, Bersepeda Pinjamkan Buku
Minggu, 28 Oktober 2007, REPUBLIKA.CO.ID - Rumah sederhana itu tak asing lagi bagi warga Kampung Saja, Lebak Wangi, Pemegarsari, Parung, Bogor. Berada di tengah-tengah permukiman, ruang tamu rumah itu dijadikan warung oleh pemiliknya. .Sebuah ruangan berukuran 45 meter persegi di sisi kiri rumah dipenuhi sedikitnya 2.500 buku dan sebuah komputer lengkap dengan printer. ''Tanah ini saya beli seharga Rp 4,5 juta, diangsur 5 tahun,'' kata Kiswanti, pemilik rumah itu mengungkapkan. .
Ruangan di sisi rumah itu ia jadikan Taman Bacaan Warabal, singkatan dari Warung Baca Lebak Wangi. Hampir setiap hari masyarakat dari kelompok umur yang berbeda mendatangi tempat ini. .
Pagi dipakai untuk mengenalkan huruf dan angka kepada anak usia 3,5-5 tahun, petang giliran anak usia sekolah (6-10 tahun) belajar agama dan belajar kelompok, malam tempat berkumpul remaja 11-18 tahun belajar berkelompok. Ibu-ibu mendatangi tempat ini di sela-sela waktu mereka. Ruang baca dibuka 24 jam, tidak dikunci. .
Tak bisa sekolah
Taman Bacaan Warabal bermula dari kegemaran Kiswanti mengumpulkan buku. Di masa kecilnya, perempuan kelahiran Yogyakarta, 4 Desember 1962, ini berbeda dengan anak-anak seusianya di Desa Ngipian, Jetis, Bantul. Kemiskinan membuatnya tak bisa mengenyam bangku pendidikan formal lebih tinggi. Ayahnya, Trisno Suwarno, seorang tukang becak. Ibunya, Tumirah, penjual jamu gendong. .
Trisno berteman dengan penjual koran di tepi jalan. Meski hanya penarik becak, tapi Trisno gemar membaca. Ia kerap membawa koran bekas ke rumah. Huruf-huruf besar dari koran itu ia gunting, ia susun huruf demi huruf lalu dikenalkan kepada anaknya. .
Dari koran bekas itulah Kiswanti bisa membaca. ''Umur delapan tahun baru saya bersekolah,'' ujar sulung dari lima bersaudara itu mengisahkan. .
Orang tuanya tak mempunyai uang untuk menyekolahkannya. Maka, Kiswanti masuk sekolah tanpa sepengetahuan orangtuanya. Ia ikut belajar di SDN Kepuh, tak jauh dari kediamannya. ''Waktu itu masuk sekolah bisa tidak perlu mendaftar,'' tuturnya. Empat bulan belajar, ia belum membayar sepeser pun. Saat disuruh membayar, Kiswanti minta ke orangtuanya. ''Ayah saya bilang, 'Kamu keluar saja'.''.
Kiswanti sedih. Ia ngambek. Selepas Maghrib, ia menghilang dari pandangan orangtuanya. ''Saya naik ke pohon, melihat kepanikan orangtua,'' ujarnya. Trisno lalu menguatkan diri, mengumpulkan uang untuk menebus tunggakan Rp 14 untuk empat bulan uang sekolah. .
Kiswanti menempati peringkat atas di kelas 1. Saat tahun ajaran baru dimulai, siswa berbaris sesuai kelas. Kiswanti berada dalam barisan siswa kelas 2. Tiba-tiba seorang guru menarik pundaknya, ''Kamu tidak naik (kelas). Biar pintar, tapi 5 bulan tidak bayar.'' Kiswanti diam. Rapat guru memutuskan, ia bebas uang sekolah. .
Main di kuburan
Tak ada kebahagiaan yang ia rasakan bersekolah sampai menamatkan pendidikannya di SD itu. Tak ada siswa yang mau menemaninya bermain. ''Teman-teman selalu mengejek saya anak orang miskin, kere, tidak selevel,'' ujar dia. Tidak jarang rambutnya dijambak, tapi ia tetap tak bereaksi. Ini membuat Kiswanti selalu menyendiri. Setiap jam istirahat, ia berada di kuburan yang berada tak jauh dari lingkungan sekolah. .
Gurunya menanyakan alasannya bermain di kuburan. ''Sudah, kamu main di perpustakaan saja,'' saran guru itu memberi solusi. Kiswanti girang. Semangat membacanya terpenuhi. Ia bahkan dipercaya menjadi pengurus perpustakaan sekolah. Membaca membuatnya sering juara di sekolah. .
Nasib baik menghampirinya setamat dari sekolah itu. Berkat jasa seseorang, ia bisa masuk di sebuah madrasah di Bantul. Sayang, tidak berlangsung lama. Ia hanya empat bulan bersekolah. Gara-garanya, ia hanya punya selembar seragam sekolah. .
Lantaran sering dicuci, baju itu menjadi kekuning-kuningan, sehingga ia sering diejek temannya. Kiswanti berhenti. ''Ayah bilang, kamu tidak usah sekolah. Kita miskin,'' katanya. Trisno hanya berpesan, ''Sampai kapan pun, kalau kamu bisa membaca, kamu tetap bisa pintar.''.
Kiswanti mulai rajin mengumpulkan buku. Tidak bersekolah ia imbangi dengan banyak membaca. Ia mengumpulkan beragam buku bekas, pembelian orangtuanya di pasar loak. Kurun 1982-1987, ribuan judul buku terkumpul di rumahnya. ''Kalau Lebaran orang lain beli baju baru, saya beli buku,'' ucapnya. .
Ke Jakarta
Usia remaja ia nekat ke Jakarta. Kala itu, 1987, saat kedua orangtuanya tidak berada di rumah. Di Jakarta ia jadi pembantu rumah tangga di rumah orang Filipina, bergaji Rp 40 ribu per bulan. .
Majikannya punya perpustakaan pribadi di rumah. Kiswanti senang. Semula ia minta imbalan dibayar dengan buku, tapi majikannya membawa Kiswanti ke Kwitang membeli buku senilai gajinya sebulan. ''Tujuan saya menambah koleksi buku,'' katanya. .
Ketika majikannya ingin kembali ke negaranya, dia diberi pesangon Rp 50 ribu. Kiswanti melangkah ke stasiun, ingin kembali ke desa. Di stasiun ia bertemu Ngatimin, seorang tukang batu yang sedang mengantar pembantu majikannya. Tawaran pekerjaan dari Ngatimin mengurungkan niat Kiswanti pulang kampung. Sebulan bekerja, keduanya menikah. ''Syaratnya, saya suka buku,'' kata Kiswanti. Pria itu tidak keberatan. .
Setelah berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya, pasangan ini membeli sebidang tanah di Kampung Saja, Parung. Kiswanti memboyong koleksi buku-bukunya. Di kampung itu ia melihat masyarakat masih jauh dari kebiasaan membaca. Kiswanti membuka warung di rumahnya, buku-buku digelar di situ. Anak-anak yang datang berbelanja, juga melihat-lihat buku. .
Kabar banyak buku di rumah Kiswanti menyebar di seluruh warga kampung. Peminat bertambah. Ia mulai berkeliling dengan bersepeda dari satu kampung ke kampung lainnya, membawa sejumlah buku. Buku boleh dipinjam bergantian, gratis. ''Banyak anak-anak yang tidak bisa datang ke sini, jadi saya menjemput bola,'' katanya. .
Kegiatan Kiswanti bersepeda keliling terdengar oleh pejabat di Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Kiswanti diminta mengajukan proposal untuk bantuan dana, tapi ia tak mau. ''Saya hanya tamatan SD, tidak tahu buat proposal,'' kata dia. Dia kemudian dijemput, proposal dibuat di kantor Depdiknas. ''Dikasih dana Rp 10 juta, saya pakai beli rak buku, sebagian buat beri honor pengajar,'' ujarnya. .
Saat gempa melanda Yogyakarta, Trisno, ayahnya mengunjungi Kiswanti. Trisno terharu melihat taman bacaan dengan ribuan koleksi buku dan kegiatan sehari-hari di rumah anaknya. ''Bapak sampai menangis,'' kata Kiswanti. ''Sekarang bapak punya kebanggaan di kampung.'' .
====================================
Alamat Ibu Kiswati adalah sebagai berikut
Taman Baca “WARABAL”
Jl. Kamboja, RT. 001 RW. 01
Kampung Lebak Wangi,
Desa Pemagarsari,
Kecamatan Parung.
Bogor,
Jawa Barat
sebening cinta
mendekap seperti tak ingin dilepas
kau menciumku lembut penuh rindu
aku ingin selalu membawamu
dalam puncaknya
karena cintamu
yang bening itu
tak kuasaku
hadirmu selalu dalam khayalku
aku tak punya kuasa
selalu datang rindu itu
aku tak punya kuasa
kunantikan hadirmu
mahasiswa - bbm
baru saja nonton berita di tv dan baca info di internet. dijakarta, sudah mulai anarkis.
mudah2han semua akan berakhir. walau harga perbarel minyak semakin meningkat dan mulai ada isu baru. pemerintah kembali akan menaikkan bbm.
"damai itu indah!.."
Cuti? ngapain?
hm, malah stress sendiri cuti dihari pertama itu. wow! berasa enggak cuti.
besok gw mau ngilang aja dach!
disela ruang waktu tuk menghabisinya, gw coba karokean. home theater pioner gw enggak ada karokenya. jd terpaksa dech beli karoke console. 6 karoke cd gw beli. hahah... jadi home idole dech!
nidji, itu dari bahasa jepang. artinya pelangi. lagu2 mereka bagus
"melepasmu meninggalkan aku...." enak tu lagu buat karoke. pas banget dengan suaraku. ala! muji sendiri. ah, enggak kok apa adanya aja. sekarang tinggal enak atau enggak buat didenger. hahaha....
mulai dari lagu2 baru..." sempurna....." sampe lagu lama. lama banget tu! "kau...kau segalanya,..."
oh iya besok, baru inget kalo harus kekantor. tapi bukan buat kerja, ada undangan makan siang. sebab 3 bos dikantor mau acara lepas pisah. duh, mereka itu familiar banget dikantor.
mulai dari canda, temen tukar pikiran, curhat ide, dan debat kesehatan.
cuti ku masih banyak, kapok enggak cuti. malah dipotong! ya udah cuti aja!
tadi malem aq baru kirim ide ke bcb commite. gimana kalau bcb bikin acara road show, ya model kayak gitu dech. acara operasi bibir sumbing. ya, ini sih cuma ide awal saja. latar belakangnya adalah ingin membantu orang yang tidak mampu dan meningkatkan kepercayaan diri pada anak seutuhnya. dengan harapan dapat meraih masa depan yang lebih baik lagi. menurut saya, dengan rasa minder dan ucapan yang kurang bisa dimengerti, anak penderita bibir sumbing akan menjadi terbelakang. ya, itu hanya bagian kecil dari yang dialami mereka. mungkin saya salah menilainya. maaf banget ya! tapi, dengan latar belakang perasaan (menurut saya) jadi ingin sekali membantu mereka.
besoknya, pagi2 teman2 bcb merespondnya dengan baik. syukur dech! amin. malah sekalian aja dengan operasi katarak. wih! ide bagus tu. moga2 bagjetnya cukup. enggak kebayang dech berapa ya biaya operasi bibir sumbing dan operasi katarak itu. dan ide dari teman jg kalau bisa gaungnya harus sampe ke pelosok. wih! ide bagus tu! seneng banget tu kalo bisa membantu orang dengan tepat sasaran. bisa menyeka 1 bulir keringat orang saja rasanya senang banget. apa lagi bise membuat mereka bisa tersenyum. hm, sulit dibayangkan rasa senang itu.
"Kun fa yakuun"
ya Allah! cengeng banget nontonnya. ya walau hanya beberapa scene saja sih. ya mungkin tetangga kita atau saudara kita atau juga mungkin temen kita. duh! seneng banget bisa membantunya dan bangga banget dengan ketabahan mereka.
filmnya sederhana, idenya berani untuk dijual ke bioskop. banyak kok yang bisa diambil nilai positif dari flm ini.
"masih banyak orang yang susah har ini. sebutir nasi itu! adalah harga untuk besok harinya...."
kapan ya aku fitnes lagi! hmmm
Termehek Mehek
sang pertiwi yang jatuh!!
sang ibu pertiwi gemetar
bahunya lelah
tapi ia berusaha tuk berdiri
"jaksa jaksa itu merogotiku!...
aku malu...
aku malu..."
sang ibu menyeka keringatnya
darah dan hina dari rakyatnya
"lihatlah....
lihatlah!!!! semua elite tertawa
dan rakyat menderita!
tak ada yang berani mengakui kekalahan!"
"Jujurlah... jujurlah!!!
masih ada kaca-kaca didepan kita
untuk bercermin! berilah senyum
agar pertiwi itu tegar!"
I Miss You So Much (TLC)
I never asked for this feeling
I never thought I would fall
I never knew how I felt
Till the day you were gone
I was lost
I never asked for red roses
I wasnt looking for love
Somehow I let my emotions take hold
And guess what all at once
Im in love
Chorus
Oh I miss you so much
I long for your love
Its scares me
Cuz my heart gets so weak
That I cant even breathe
How can you take things so easily
Baby why arent you missing me
Why did I act like you mattered
It was silly of me to believe
That if I just opened my heart
Things would come naturally
Jokes on me yeah
I did not ask for love letters
So why did you give them to me
How could I let your intentions
Get hold over me
So in love
So naive oh baby
Chorus
And oh how I hate what you have done
Made me fall so deep in love
Got no cure
Youre the only one I want
That I love oh baby
Chorus
Baby why arent you missing me
Baby why arent you missing me
Menangis dalam hujan
tak sanggup menyembunyikan rasa sedih ini
dalam hujan
air mata ini terus mengalir
rasa sedih itu terus memelukku
seperti hanya ku sendiri
dan... menangis lagi
menyemangati
melenting engkau menari
selenting indah senyum bumi
merangkai hati tuk menyemangati
kau tak pernah pergi
dan hanya berlari
semua demi nanti
hari ini harus dihadapi
aku hanya bagian yang tertepi
hanya berbisik sepi
walau sunyi
menemani
walau jauh sekali
dini ini...
ingin kau kutemui
dipelepah ujung berduri
pelan ku bernyanyi
ayo melati!!!!
ayolah melati!!
kau semangat sekali...
putihnya melati
matamu bening
mencengkram silaunya matahari
hari cantik sekali
baumu wangi
embunpun iri padamu
itu! melati... melati putih!
tapi tetap saja
kata-katamu usil
dan cuekmu melangit
kadang tak sadar diri
kalau melati harus lembut
dan putih adalah kejujuran
hm,....
kaulah melati itu
melati putihku
aku rindu padamu
aku rindu sekali padamu
oh, melati
melatiku yang putih itu
sahabatku adalah angin
kubiarkan sekeras apa runtuhnya keinginan
dan kubiarkan juga jalannya duka itu
tercabik penuh dengan derita hati
aku mengkais mimpi dari wajahmu
aku meleburkan panas dalam luka hati
yang tersayat....
yang melepuh!
tertatih-tatih!!!
tapi..........
aku tersenyum
aku menduga, sebuah biru melintasi
dari danau kecil
yang dingin, seperti kabut... seperti awan
kamu disitu
lalu memberiku senyum
tapi entah, aku menangis saat itu!
kau seperti berkata
tanpa suara......
kau seperti berkata
seperti meminta
kau seperti berkata
seperti.....
saat ini semoga kau bahagia
sahabatku adalah angin
dia tahu
dia tahu
pupus
hidupkupun sengsara
kasih sayang itu ku butuh
mengharapkanmu diantara angin
lalu,...
percik air kembali membasahi badanku
kala hujan, dan selalu begini
lalu,..
matahari membakar kulitku
dan haus mengeringkan tenggorokanku
aku yang lemah mengharapkanmu
haruskah aku pupus dengan sebuah rindu
yang tak berhenti
dan menelanku dalam sebuah mimpi
..
ku dan mu
biarkan kugenggam
aku kan untukmu
kau kan untukku
tak akan
tak akan
pernah berpisah
tak akan
tak akan
pernah berpisah
ku akan
ku akan
selalu untukmu
selalu untukmu
dan
dan
selalulah kita bersama
dan
dan
ku untukmu
kau untukku
[Jakarta 17May2008]
Let ME go!!!
telah kupaham apa maksudmu
aku hanya bintang....
yang tak sebesar harapanmu
aku hanya bintang...
diantara harapanmu yang terbuang
biarkan aku sendiri disini
jangan usik aku!
biarkan aku melupakannmu
walau aku tahu
jejakmu akan selalu ada....
aku hanya bagian waktu
melintas dari harapan yang terlintas
sudahlah.......
Dibalik Pelangi
separuhnya ini hanya untukmu
dan bila pelangi dapat aku titih
mungkin aku telah disampingmu saat ini
aku tak ingin engkau mati
bangunlah dari tidurmu
aku ingin melihat senyummu
hiasi hidupku dengan tawamu
walau engkau bukan untukku
Ken Pattern
Ken Pattern CWA Charity Art Exhibition
28 April - 17 May, 2008
The exhibition is open daily until 8 p.m
Hotel Gran Melia
JL Hr Rasuna Said, Jakarta
Ken Pattern is a Canadian landscape artist who has lived in Jakarta Indonesia since 1989. Pattern works in a variety of media including drawing, painting and printmaking (stone lithography). Of special note are pen and ink drawings, lithographs and paintings of rural and urban landscapes of Jakarta and other parts of Indonesia. Through these intricate images Pattern is documenting an Indonesian social heritage that is fast disappearing. Beginning in 1978, he has participated in many solo and group exhibitions in Asia, North America and Europe. Over the years Ken has gathered a devoted group of collectors and his work can be found in private as well as public collections.
“Kemana?” “Minangkabau Girl” “Traditions” |
iTUNES news
dalam gedung kehormatan
Beberapa jam kemudian meraka keluar dari pintu yang sama. Beberapa orang tadi, matanya merah. Seperti silau melihat matahari. Kenapa merah ya?! dan beberapa orang lagi berjalan sambil merapikan koran. Hm,.. mungkin didalam ada taman bacaan yang hening? sehingga mereka baca koran hari ini? Atau karena ada teman mereka yang tertangkap hari ini? Ini gedung apa ya?
"Ini gedung senayan!" jawab satpam dengan galak!.
"Bukannya gedung kehormatan itu?"
"Ah malu nyebutnya mas?!" celetuk seseorang
"Kenapa?!"
"katanya wakilnya rakyat, tapi...."
"Kenapa?!"
"kok enggak ada mirip-miripnya?"
"maksudnya?"
"harusnya gedung ini namanya Gedung Wakil Siapa?"
"Hm?!...."
.... "jangan salahin mereka, kenapa meraka yang dipilih!" kata salah seorang dari mereka
"masalahnya bu, merekalah yang ada!"
harus kulalui
kemanakah bulanku
aku mencarimu
kuingin bertemu
hamparan harapan
rinduku tak tertahan
terasa semakin beban
namun semua harus berjalan
engkau ada
walau hampa
karena entah aku harus kemana
bayangmu selalu menyerta
rinduku ada
cinta itu ada
:: hari yang harus kulalui
sebuah malam
memang beda
::AAC
dibalikmu
kuragukan keinginanku
tapi kau selalu disitu
berada diatas kepalaku
yang sulit ku artikan sendiri
tapi selalu binar getar dalam hati
apakah aku harus menyembunyikanmu
dalam kasat mataku
yang penuh dengan sinar rindu
aku harus berada dimana?
Ya Tuhanku,.. bahagiankan dia
what to do?!
semakin ingin selalu saja bertemu
"I'm mizz u so much!!!"
nyatanya
walau tak beruas
dan kaku tuk berujar
sepanjang jalan ini
selalu kutemui putihnya rindu
dalam baris hari yang kulewati
ada gusar dalam hati ini
saat ruang kosong yang kutemui
dan senyum kecut hati
kumasih berharap kau disini
:: hidden
pantai kenangan
diam walau dia sebagai saksi
kau tak disini lagi
rinduku setengah mati
inikah mendung itu
kau berada dimana?
inikah kabut itu
adakah semua menjadi gelap?
rasanya tak mampu membendung rindu ini
pantai ini...
menyapaku
saat aku hendak meninggakanmu
seperti berbisik ditelingaku
diantara angin dan suara ombak
Dahlan Iskan, Ganti Hati
"tak yang tidak dapat dijelaskan dengan ilmiah...."
"saya tidak tahu tahun persis saya lahir..."
ADA kesan yang mendalam bahwa sakit saya yang parah kemarin-kemarin itu karena saya kerja terlalu keras. Seorang ibu sampai menasihati anaknya begini: Jangan kerja terus seperti itu. Nanti seperti Pak Dahlan Iskan!
Setelah menerima SMS dari Saudara Socrates, teman di Batam yang lahir di Padang itu, saya jadi merasa bersalah. Ternyata, saya kurang pandai menjelaskan bahwa sakit saya ini bukan karena kerja keras, tapi karena saya terkena virus hepatitis B. Memang, setelah virus itu berkembang menjadi sirosis dan kemudian kanker, sebaiknya tidak kerja keras lagi. Tapi, itu bukan berarti akan menyembuhkan sakitnya, melainkan memperlambat saja perkembangannya.
Tentu memperlambat juga amat baik. Hanya, saya tidak memilih itu karena saya punya filsafat sendiri dalam menyikapi umur manusia. Saya memilih berumur pendek tapi bermanfaat, daripada umur panjang tapi tidak bisa berbuat banyak. Jalan pikiran saya itu biasanya saya ungkapkan ke teman-teman dengan istilah: intensifikasi umur.
Tentu kalau masih ada pilihan lain, saya akan memilih yang terbaik. Misalnya, ya berumur panjang, ya bermanfaat.
Tentu, saya akan merasa sangat berdosa kalau gara-gara tulisan saya ini banyak orang takut bekerja keras. Bangsa ini memerlukan puluhan juta orang yang gigih.
Kalau saya akan dijadikan contoh jelek, jangan dikaitkan dengan kerja keras, melainkan kaitkan saja dengan kecerobohan. Misalnya, jangan sampai terkena virus hepatitis seperti Pak Dahlan Iskan!
selengkapnya ......
prihatin
"pemerintah itu opp yo! matane picek? opo tuli! wong minyak tanah dihabisi, disuruh ke gas! lho sekarang gas ne entek!!!!... apo yo?!"
:: "...." prihatin!
positif motion
Artinya memang susah lagi! Enggak ada yang bisa memungkin tapi bisa saja dimungkinkan. Cobalah hanya dengan menarik napas dan pada saat dikeluarkan, pastikan kamu bisa melakukan perubahan itu. Menghilangkan prasangka buruk... Meninggalkan suasana yang hati yang pilu ataupun sebuah penyesalan. Tapi diantara yang paling sulit adalah penyesalan.
Walau demikian hanya kitalah saja yang dapat memastikannya.
"Berani mencoba? lakukan hal-hal yang mudah". Misalkan paling sering lupa dengan kunci? Ingin melupakan makanan yang asin tadi waktu dimakan? Melupakan rokok. Banyak hal yang bisa dilakukan! Bisa kan?!...
:: I can do that, but sometime loses control
pasrah
ke Office singapore juga akhirnya
while ur gone
when you are not here
there's something different
without your sms and call from you
I'll keep your smile
inside! bottom in my heart
it's must be love
is it over now?
:: dunnow wat tu du
sebuah sempurna
aku cuma manusia
aku cuma manusia
sempurna aku hanyalah rencana
sempurnaku tidak selalu sempurna untukmu
semua sempurna itu milikNya
keadialan telah mati?
walau aku tak pernah bertemu denganmu
tapi terasa dekat dibatinku
dan aku menangis ketika kuberkata "aku merindukanmu!"
setelah itu, airmataku tak berhenti!
aku seperti ingin memeluk pusaramu
dan berlama disini
KAU ADALAH KEADILAN!
tak melihat!
perasaanlah yang bicara
dengan suara yang lembut
tapi tegas!
dan pedang, adalah keputusan!
SAAT INI APAKAH TELAH MATI!
aku menyimpannya
yang terkadang mengalun lagi benakku
aku masih tak mampu membenam perasaan itu
karena cinta itu begitu indah
antara kau
dan aku
aku masih menyimpan pelukanmu
yang membuatku rindu
seperti menyiksaku bila tidak bertemu
tak sadar air mataku menetes
aku masih menyimpan suaramu yang lembut
yang membuatku selalu ingin bercerita
tentang-tentang kita
dengan perasaan apa adanya
aku masih menyimpan itu
aku masih menyimpannya
karena aku masih mencintaimu
sungguh!..
:: tiada yang mengerti
kesan perasaan
kau biarkan aku disini
dalam dingin,.. dalam gelap
kata-katamu telah menusukku
engkau membuatku tak berarti apa-apa
biarkan aku meninggalkanmu
walau berat langkahku
tapi kuingin kau memberikan senyum untukku
biarkan aku meninggalkanmu
walau ku masih cinta
walau ku masih sayang
padamu.....
biarkan aku meninggalkanmu
walau aku telah membakar diriku
dan menjadi arang cintaku
aku tetap sayang padamu
mungkin hanya itu yang dapat kusimpan darimu
aku tak tahu lagi apa cinta itu
bagiku kau bagianku
aku tak ingin menutupnya
entahlah!
walau aku ingin bersamamu selalu
Akademi Fantasia - Panti Asuhan Lyrics
Tertulis panti asuhan depan rumahmu
Banyak saudaraku ada di situ
Semuanya berwajah sayu dan sendu
Mereka rindu kasihmu ayah dan ibu
Segelintirnya lahir di dunia
Ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa
Mengapa harus menanggung derita jiwa
Kasihani kami semua
Ku ketuk hatimu tuan para budiman
Kami pun ingin bahagia
Beri kesempatan
Untuk menikmati kasih dan sayang
Rahmat Tuhan kepada umat manusia
Matahari 'kan tersenyum untuk dunia
panti asuhan (kedepan)
Latar belakang, berdasarkan survey dilapangan. Panti asuhan yang ada diBatam berkembang dengan pesat. Kebanyakan malah dari mereka sangatlah memperihatinkan. Mulai dari tempat tinggal dan kebutuhan dasarnya saja malah kurang memadai. Tapi tidak membuat mereka surut untuk mempertahankannya. Walau demikian ada juga menerima dana gedung, malah mereka sendiri tidak bisa bertahan.
atau memang panti asuhan hanya begitu?
:: ...
be yourselfar
Walau kamu mampu mengendalikan orang lain, tapi tidak menjamin kamu bisa mengendalikan diri kamu sendiri.
::Elbimo
berlakulah dengan lembut
Tapi, sadarlah! kekuatan itu berada di otak. Yang tenang, tapi lembut (coba saja rasakan otak sapi)Yang tegar walau berada diatas.
Episode kehidupan ini! yang kuyakini, ini adalah kehidupan yang singkat. Episode berikutnya adalah keabadian. Artinya, hidup sesingkat ini adalah kehidupan yang bukan untuk diri kita sendiri. Maksudnya? "Hargai tamumu!" "Jangan pernah membiarkan tetanggamu tidak makan" "Beri upah kepada pekerjamu sebelum keringatnya kering"
Banyak lagi di Alquran dan Hadist menyampaikannya.
Disini saya ingin menyampaikan, bahwa mulut yang lembut dapat menjadi tajam hanya karena dengan kata-kata yang menyakitkan hati orang lain. Kecantikan yang paling cantik dimuka bumi ini bisa menjadi singa ataupun binatang lainnya hanya kerana perilaku dan perbuatannya.
Satu lagi, mungkin hanya sebagai dessert yang tak pernah habis "Menyesal memang selalu datang terlambat!"
Berbuat baiklah! janganlah tersenyum tapi menyembunyikan belati dibalik punggungmu! Senyummu takkan menghasilkan pahala bagimu. Belajarlah dari pengalaman! jangan pernah menuduh orang sebelum terbukti. "Karena, lebih baik melepaskan orang bersalah daripada menghukum orang yang tidak bersalah!" pfu! ironis! Menyakitkan!
Jadikan otak dan ruas kepalamu sebagai anugrah dari Tuhan. Bukan menunjukkannya dengan rasa yang sombong ("karena sebuah kecantikan atau ketampanan") atau dengan "SOK tahu!!!" karena merasa paling benar dan paling SMART!
Lalu berbaik-baiklah dengan kata-kata dan mulut yang diberi kewenangan untuk menyampaikannya. Lepaskan segala resah yang mengenasmu.
Rasakan degap jantungmu! nikmati! karena dia tidak pernah menyembunyikan degapnya. Sebagai salah satu contoh "Kejujuran!"
Bila berhenti! berarti kematian
:: elbimo
bukan karena aku
aku tak pernah bertanya kenapa
yang kulakukan hanya begitu saja
karena aku tak pernah meminta
tapi selau ada harapan yang sama
kemanapun jua
langkahku Dialah yang tahu
kemanapun jua
Dialah yang mengaturNya
Oh ku takkan bisa lepas dariNya
Oh ku takkan bisa menghindariNya
Perasaan ini!
harus kubawa kemana...
Perasaan ini
jangan katakan aku yang membuatnya
Sedih bila kau gusar
Hancur! bila kau marah
walau sesaat
ketika awan mulai meninggalkan mendung
saat indah terbesit dalam hati
yang kuharapkan engkau tersenyum
kujemput kamu
lepaskan rindu
walau terkadang tidak selalu indah
tapi kubahagia
ada senyum yang terlintas
walau sesaat
aku bahagia
indah bagiku
kita juga
jangan tanya lagi untuk apa aku disini
jelas kau didekatku dan menggandeng tanganmu
jangan tanya lagi untuk apa aku disini
menjagamu...
saling berbagi
kita rasakan
oh kita...
bersama
tentang kita
tuk mencintaimu
cinta itu selalu hidup dan berkembang
menemaniku
kemanapun
kemanapun
walau berlari
walau menghindar
cahayamu menembus perasaan ini
aku diantara itu
karena engkau
telah memberiku
yang terindah
yang terindah
jadikan kita selamanya
berdua
selalu
selalu
Pertemuan dengan siKecil yang indah
menghampiriku
senyummu bahagia
tak dapat kau sembunyikan
betapa kau bahagianya
jemari kecilmu kegenggam
seakan tak mau kaulepaskan
senangnya.....
kau berjalan
tapi seperti ingin berlari denganku
aku sungguh juga senang didekatmu
gadis kecilku
kau memeluk kakiku
menatap wajahku
matanya indah
haus kasih sayang orang tua
ibumu tak disini
bapakmu tak disini
aku ingin memelukmu selalu
sesekali dua tanganmu memeluk tanganku
seolah ingin mengatakan sesuatu
aku menunduk menanyakan "kabarmu?"
ditelingamu...
engkau tersenyum lagi
"duh, senangnya diperhatikan..." gumamku
1st SMS in my new AGE
:: "Enjoy, and keep spirit! Beban itu jangan sampai membuatmu jatuh sakit!"
Tetap Tersenyum
saat duduk diantara ilalang
di sabana yang luas
penuh hijau dan tiupan angin
... membisik ditelingaku
aku masih punya hari
dan matahari kan menemaniku
aku tahu! ini hujan
tapi bukan bebanku walau basah...
dan dingin... aku tahu!
aku tak mengiba!
mungkin memang ini jalanku
:: Jumat 14
Thank, thanks n thanks again!!
Rasanya lama sekali tidak bertemu, karena sesesuatu dan lain hal. Tapi siapa nyana akhirnya semua itu terjadi. Big Suprise!!!
Anyway,... thanks, thanks and thanks again.
GITO ROLLIES, telah tiada
Gito Rollies Menuju Rumah Duka
Berpulang menghadap yang kuasa pada pukul 18.45 WIB, Jenazah Gito Rollies kini menuju rumah duka di Tangerang. Banjir air mata mewarnai rumah sakit Pondok Indah.
Kamis, 28 Februari 2008 | 21:05 WIB, KOMPAS
Bertahun-tahun rocker gaek Gito Rollies yang telah meninggal dunia di RS Pondok, Kamis (27/2) malam lalu menderita kanker kelenjar getah bening. Lewat sakitnya ini dia mulai bertobat dan menjalani gaya hidup yang baik, menyehatkan. Apa sebenarnya kanker kelenjar getah bening ini?
Jika mendapati benjolan kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan, dan tidak ada tanda-tanda radang, perlu dicurigai sebagai limfoma non-Hodgkin atau kanker kelenjar getah bening. Meski demikian, tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan kanker kelenjar getah bening. Bisa saja benjolan tersebut hasil ¨perlawanan¨ kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.
Limfoma sendiri terjadi akibat pertumbuhan berlebihan satu klon sel limfosit pada tahapan tertentu saat proses pematangan di kelenjar getah bening. Jenis limfoma yang paling banyak terjadi pada pasien adalah limfoma non-Hodgkin. Dr. Djumhana Atmakusuma, Sp.PD, KHOM, menjelaskan gambaran klinik pasien yang mengalami limfoma non-Hodgkin (LNH) di antaranya tumor yang berasal dari pembesaran kelenjar getah bening perifer, terjangkitnya sumsum tulang pada limfoma indolent (jinak), dan pembesaran kelenjar getah bening di rongga dada (mediastinum) serta rongga perut (abdomen) pada limfoma agresif.
Gejala sistemiknya berupa demam yang tidak diketahui penyebabnya, berat badan menurun lebih dari 10 kg dalam enam bulan terakhir, atau berkeringat pada malam hari. Pasien yang mengalami salah satu gejala di atas dikategorikan LNH derajat B, sedangkan yang tidak mengalami disebut LNH derajat A. ¨Apa yang dialami Pak Gito adalah jenis LNH derajat atau tipe A dengan tidak adanya gejala yang menyertai,¨ katanya.
Namun, mengenali gejala saja tidak dapat menentukan LNH. Pemeriksaan histologi (jaringan), analisis imunologik, dan analisis molekular dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis limfoma. Selain itu, dengan hasil pemeriksaan histologis dapat ditentukan derajat keganasan LNH.
Derajat yang paling rendah adalah limfoma indolent (jinak), derajat selanjutnya limfoma agresif dan limfoma sangat agresif. Derajat limfoma juga dapat ditentukan setelah pemeriksaan histologis. Pengobatan LNH terdiri dari kemoterapi sitostatika, obat hormonal, dan biological respons modifiers. Selain itu, pengobatan juga dapat dilakukan dengan radiasi. Pada pasien dengan stadium awal atau pasien LNH ekstranodal, misalnya di nasofaring atau di otak, dapat diberlakukan tindakan radiasi. Jika terjadi penyumbatan, tindakan bedah merupakan pilihan yang paling efektif.
Alternatif yang juga dapat dilakukan yakni transplantasi sumsum tulang (TST). Transplantasi ini dilakukan pada pemberian kemoterapi dosis tinggi. Tindakan dilakukan dengan menyelamatkan sel induk darah ke dalam nitrogen cair bersuhu minus 197 derajat. Setelah pengobatan kemoterapi selesai, sel induk darah ditransplantasikan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan respons pengobatan dan memanjangkan harapan hidup pasien.
Harapan hidup rata-rata pasien LNH indolent yang tidak memberikan gejala dan tanpa pengobatan 4 sampai 6 tahun, sedangkan pada LNH indolent stadium I yang diberi radiasi 50-60 persen dapat bertahan hidup 10 tahun. Pasien LNH agresif, bila tidak dilakukan tindakan pengobatan, akan meninggal dalam beberapa bulan dan LNH sangat agresif yang tidak diobati akan meninggal dalam beberapa minggu.
Penggunaan kemoterapi memberikan respons pengobatan yang baik pada 50-85 persen pasien, separuh di antaranya bebas penyakit atau sembuh. Berdasarkan sistem staging Ann Arbor, tingkat penyakit pasien dibedakan atas:
- Stadium I jangkitan LNH pada satu daerah kelenjar getah bening;
- Stadium II jangkitan mengenai dua daerah kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama;
- Stadium III jangkitan pada daerah kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma; dan
- Stadium IV jangkitan difusa atau diseminata (menyeluruh) pada satu atau lebih organ eksemfalitik.
Author: Lalang Ken Handita
American Idol Season 7 Week 1 (The Men) Recap
The theme of the first week of American Idol Season 7 is the 1960s. This offers a wide variety of musical choices for our contestants.
Tonight the guys performed. The bottom two vote getters will go home on Thursday night along with the bottom two girls.
Here are the guys in order from best to the rest:
American Idol S7 12 Men Finalist Recap
Robbie Carrico – “One” – great vocal, comfortable performance – Randy said nice version – Paula said perfect song for you – Simon said only current performance, but questions is he rock or pop.
David Archuleta – “Shop Around” – accomplished singer for his age, fun performance – Randy said brilliant, loved it – Paula said brave and bold choice – Simon said when you’ve got it you’ve got it, best performance of the night.
Jason Castro – “Daydream” – accompanied himself with guitar, great vocal, entertaining – Randy said interesting, ‘ahright’, little pitch problem – Paula said blew me away, effortless – Simon said in the top two performances of the night, you’ve got it, terrific.
David Cook – “Happy Together” – really modernized the song, loved the rock edge, good stage presence – Randy said worked it out, crazy – Paula said rocked it, made it original - Simon said good, shouted a little in the middle.
David Hernandez – “Midnight Hour” – nice tone, ending a little iffy, seemed a little nervous needs to work on stage presence – Randy said ‘ahright’ – Paula said good job – Simon said better than he thought he would be.
Michael Johns – “Light my Fire” – good, but much preferred “Bohemian Rhapsody”, good performance quality – Randy said sang great, you are the bomb, hot – Paula said set everyone on fire – Simon said most consistent of contestants, natural charisma of a lead singer.
Colton Berry – “Suspicious Minds” – nicely done, he was trying to not ‘over perform’ – Randy said pretty good – Paula said not your best, but eager and fun – Simon said ok, didn’t represent himself, looking for a recording artist.
Garrett Haley – “Breaking Up is Hard to Do” – nice voice, sweet & soft ballad – Randy said don’t be afraid to make song your own – Paula said be comfortable to change up songs – Simon said boring, looked terrified.
Jason Yeager – “Moon River” – beautiful voice, not sure he’s a pop star – Randy said couple problems ‘pitchwise’ – Paula said she agrees with Randy – Simon said cruise ship performance, came off as old.
Luke Menard – “Everybody’s Talking” – has a nice voice, but performance missed the mark – Randy said pitchy, consistently sharp – Paula said bad song choice – Simon said forgettable.
Danny Noriega – “Jailhouse Rock” – disappointing, did not show his singing ability – Randy said vocal ok, kind of hot – Paula said warm, safe – Simon said verging on grotesque.
Chikezie Eze – “Love You More Today than Yesterday” – seemed to sing under most of the notes, just ok – Randy said pretty good – Paula said throwback to great R&B – Simon said hated the whole performance, old fashioned.
Is it just me or have we all had enough of the uncomfortable bickering among the judges?
Looking forward to what the girls will bring from the 1960s Wednesday night on Fox.
:: ".... suara menakjubkan! luar biasa!"
Labels
Popular Posts
Total Pageviews
Blog Archive
-
▼
2008
(168)
-
►
June
(20)
- Termehek Mehek, sabtu 28 June 2008
- I LOVE YOU
- IBU yang tersayang tanpa lelah terus berjuang
- 3 Days only
- Hari ANTI MADAT sedunia
- Kiswanti, Bersepeda Melawan Pembodohan
- sebening cinta
- Say NO to DRUG
- corner
- tak kuasaku
- mahasiswa - bbm
- Cuti? ngapain?
- Termehek Mehek
- sang pertiwi yang jatuh!!
- I Miss You So Much (TLC)
- Menangis dalam hujan
- So Sad
- 260975Mabes
- Bagian dari Kota Tua
- quit smoking
-
►
March
(21)
- while ur gone
- snow
- sebuah sempurna
- keadialan telah mati?
- aku menyimpannya
- kesan perasaan
- Akademi Fantasia - Panti Asuhan Lyrics
- panti asuhan (kedepan)
- be yourselfar
- berlakulah dengan lembut
- bukan karena aku
- walau sesaat
- kita juga
- tentang kita
- penantian
- Pertemuan dengan siKecil yang indah
- Betesda's
- 1st SMS in my new AGE
- Tetap Tersenyum
- Cocktail Party
- Thank, thanks n thanks again!!
-
►
June
(20)
Search
Sections
- anakku
- article
- ayah
- Berita
- Billy Ocean
- Bilqis
- bisnis
- Book
- Brain
- Buku
- Butuh
- by Ahmad Dhani
- cartoon
- Catatan
- CD
- cerpen
- Charity
- cinta
- Curhat
- diary
- Dinda
- EID MUBARAK
- EU
- Exhibitions
- Eyes
- FERGIE
- Film
- Friendster
- Happy Feet
- Harapan
- hard
- Hate
- Hero
- humor
- I Want To Know What Love Is..
- idea
- IF We Hold on Together
- Info
- iPod
- iTUNES
- kenangan
- Kevin Lyttle
- kirana
- Koperasi
- lagu
- ldp
- Lelah
- life
- Lirik Lagu
- Love
- love stroy
- Lowongan
- Lukisan
- Lukisan Batam
- Marc Anthony
- Marina
- memory
- Miming Phang
- Movie
- MTA
- Musi
- My Collection
- News
- novel
- on one time
- p
- paggung
- Palestine
- Pengakuan
- pengusaha
- Peter Catera
- Picture
- Poster
- pui
- Puisi
- Ramadhan
- Rindu
- song
- sorry
- ST12
- Suddenly
- Sunset
- Surat
- Tajuk
- Tak Berdaya
- tak kuduga
- taken from song
- terbang
- tidur
- Time
- titp pesan
- Travel
- TV
- Ujian Negara
- ups
- usaha
- Video
- Voka
- Wadah Berupa Kaca
- When She Loved Me
- YouTube
Food
Music
Nature
Fashion
Error 404
Please check if the url is written correctly or try using our search form.
0 Comments:
Post a Comment