Nature/hot-posts

sapa sebelum tidur

y udah kubaca kok
makasih y
aq senang membcanya

0 Comments:

elegi danau yang tak biru

sekabut pagi yang menjelma
menghalangi pandanganku
kau....
aku yakin kau disana

pagi ini kabutmu begitu tebal
tak seperti biasanya
walau dingin kucoba bertahan
sesekali ku mendengar suaramu
ada tawamu
aku senang sekali derai tawamu
buat ku bahagia

walau kau entah dimana
seperti telaga bening berkabut
dan kita diatasnya
tapi saling tak menemukan

0 Comments:

terima kasih

setelah sebelumnya dia tak ingin mengucapkan sebuah terima kasih
dan sorenya malah dia mengatakan "terima kasih,...."

Hmmmn,...

0 Comments:

Kuity

Simple kan namanya, tapi sebenarnya tidak sesimple yang dikira. Lumayan complicated! Ya, mungkin orang seperti saya akan menilainya begitu. Atau mungkin hanya saya saja yang demikian? Ya, tidak jadi masalah juga sih untuk menilai orang lain.
Kenapa kita harus menilai orang lain? Ini sih bukan untuk apa-apa atau harus bagaimananya. Dengan meyakinkan diri sendiri dalam penilaian kepada orang lain hanyalah untuk mengedepankan dari sebuah hubungan dari manusia ke manusia. Dan bagaimana kita mengatasi ragam perilaku teman, relasi, sahabat, orang lain, atasan ataupun bawahan. Dan mungkin juga suami/istri atau juga pacar? (hmmm...)
Dalam propestif nalar, dia orangnya sederhana, pemalu (mungkin karena belum kenal), selalu berusaha dengan mengedapankan aturan-aturan yang nyata. Periang? ah, tidak juga. Biasa aja seperti Es Cream, biasa aja nya sedikit agak naik. Tapi tetap aja biasa. Kalau cuma makan goreng dan bersantan, kenapa harus ke rumah makan padang. Kan dirumah juga masak! Hanya senyum melukiskan kata-kata yang telah diucapkannya. "Mak!... Wak!.... Ahh! Ngeeee! Kek!...
Ya, begitulah dia!
Apa dia begitu?...

0 Comments: